Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Apartemen Robinson yang Mengadu ke Jokowi

Kompas.com - 23/08/2013, 15:24 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Merasa dirugikan, perwakilan penghuni apartemen atau PPRS Apartemen Robinson, melaporkan perubahan fasilitas umum menjadi rumah kos-kosan kepada Dinas Perumahan. Oleh Dinas Perumahan, kemudian dilanjutkan kepada Gubernur DKI Joko Widodo.

"Kita merasa sangat tidak nyaman sekali, semua fasilitas umum dialihfungsikan untuk di komersilkan oleh pihak pengelola," kata Joni Putra, ketua PPRS, kepada Kompas.com, Jumat, (23/8/2013).

Pada Kamis kemarin, Jokowi melakukan sidak ke apartemen tersebut. Dan dia meminta rumah kos-kosan tersebut dibongkar.

Rumah kos-kosan yang berada di basement Apartemen Robinson, bertarif Rp 2 juta per bulan. Dengan jumlah 88 kamar, jika seluruh kamar terisi, pengelola Apartemen Robinson mengantongi Rp 166 juta per bulannya.

"Dari 88 unit indekos, setiap bulannya pengelola menarik Rp 2 juta, padahal untuk air dan listrik kami para penghuni yang bayar, kami sangat tidak nyaman dan dirugikan," ujar dia.

Hanya saja, rumah kos-kosan yang berlokasi di Jalan Jembatan Dua Raya, Jakarta Utara, itu dianggap ilegal oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sebab, rumah kosan tersebut dibangun di lokasi yang seharusnya berfungsi sebagai lahan parkir.

Oleh pengelola Apartemen Robinson, PT Putra Mas Simpati, bukan hanya lahan parkir dialihfungsikan menjadi rumah kos-kosan. Bahkan tempat fitnes, kolam renang, juga tempat peribadatan, didirikan rumah kos-kosan yang tidak memiliki izin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com