JAKARTA, KOMPAS.com — Dari lima bayi kembar pasangan Bagus (37)-Enita (21), kini tinggal seorang yang masih bertahan hidup. Bayi masih dirawat di RS Harapan Kita, Jalan S Parman, Jakarta Barat (Jakbar).
Terakhir, Sabtu (24/8/2013), dua bayi meninggal. "Sabtu pagi pukul 07.00, putra kelima saya, Rahman Surya Mulia, meninggal. Pukul 20.45 anak saya keempat, Abdul Akbar Goffar, menyusul," jelas Bagus.
"Keduanya dimakamkan Minggu (25/8/2013) pagi di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan, bersebelahan dengan kedua saudaranya yang lebih dahulu meninggal," tuturnya.
Bagus mengatakan, bayinya meninggal setelah menjalani perawatan intensif. Dia mengaku, kondisi bayinya terus kritis tanpa kemajuan perbaikan berarti. "Saya pasrah. Pihak rumah sakit sudah memberikan yang terbaik. Memang kondisi bayi bayi kami yang belum matang. Hal ini membuat mereka sulit bertahan hidup," ucapnya.
Bagus sangat berharap, putranya yang tinggal semata wayang bisa melewati masa krisis. "Dia masih dirawat di tabung inkubator," tutur Bagus.
Direktur Medik dan Keperawatan RS Harapan Kita, Didi Danu Kusumo, mengatakan, kedua bayi yang meninggal terakhir ialah karena masalah pernapasan. "Kasusnya sama dengan dua bayi yang meninggal sebelumnya," jelas Danu.
Ia mengatakan, bayi yang masih berumur 24 minggu proses pembentukan paru-parunya masih belum sempurna. "Kelima bayi lahir prematur karena usia kandungan hanya enam bulan," tuturnya.
Sebelumnya, dokter spesialis kandungan RS Harapan Kita, Gatot Abdurrazak, mengatakan, lima bayi kembar tersebut kondisinya tergolong ekstrem, rentan penyakit paru-paru dan pencernaan. "Di negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa pun kondisi bayi seperti ini tingkat survival-nya sangat kecil. Padahal, peralatan medis di sana lebih canggih," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.