Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tanaman Senayan: Pak Ahok, Minta Toleransilah...

Kompas.com - 26/08/2013, 07:41 WIB
Rahmat Patutie

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pedagang tanaman di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan, keberatan memundurkan dagangannya dua meter dari trotoar. Mereka meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberi toleransi agar tempat dagang mereka hanya mundur satu meter dari trotoar.

"Pak Ahoknya kasih toleransilah. Soalnya saya dagang di sini sudah puluhan tahun," ujar Njen (50), ketua kelompok tanaman hias Senayan, kepada Kompas.com, Minggu (25/8/2013).

Menurut Njen, trotoar yang digunakan untuk berjualan tanaman sangat kecil sehingga jika harus mundur dua meter, itu tidak mampu menampung barang dagangan mereka.

Njen mengatakan, diberlakukan peraturan seperti itu tidak masalah. Yang penting, kata dia, Basuki bisa memberikan kebijaksanaan kepada pedagang tanaman di Senayan.

Iwan (38), juga pedagang tanaman di Senayan, mengatakan hal senada. Menurutnya, pedagang di sana setuju soal kerapian seperti yang diinginkan Pemprov DKI Jakarta.

"Tapi, kalau bisa sih jangan dua meter, soalnya trotoarnya kecil. Kalau mundur dua meter, nanti abis dong tanamannya, kasihan pedagangnya," tawar Iwan.

Menurut Husen (45), pedagang tanaman di Senayan, sudah mundur satu meter saat zaman Gubernur DKI Jakarta dipegang Sutiyoso. Dia menegaskan bahwa pedagang tanaman hias di tempat itu justru membantu program pemerintah seperti penghijauan.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya secara pribadi ingin bertahan tetap berdagang tanaman hias. Dia tidak rela diusir karena sudah berdangang di tempat itu sejak dua puluh tahun lalu. "Kita juga tidak mengganggu penjalan kaki, kok."

Dia menyatakan siap digusur jika memang tidak boleh mundur hanya satu meter. Hanya, Basuki diminta menyediakan tempat relokasi. "Dia harus cari solusi juga, jangan main-main gusur aja. Habis mau cari kerja di mana kita," kata Husen.

Basuki sebelumnya mengatakan bahwa pedagang tanaman harus mundur dua meter. Jika salah satu dari pedagang tak mau mundur, seluruh pedagang akan diusir. Menurut dia, keberadaan pedagang tanaman hias memang membantu penghijauan, tetapi mereka mengganggu lahan pejalan kaki. Mereka juga disebutnya ikut menyumbang kemacetan di kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com