Anggota Komisi C dari Fraksi Demokrat itu mengatakan, Jokowi pernah mengalami tak diunggulkan oleh survei pada Pilkada DKI 2012 lalu. Kala itu, lembaga survei selalu menyebut pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli berada di atas pasangan Jokowi-Basuki.
"Tapi ternyata meleset, Jokowi yang enggak pakai survei bisa menang. Jadi, bisa saja terulang lagi di Pilpres 2014. Apalagi warga Indonesia itu lebih kompleks," kata Alaydrus kepada Kompas.com, Senin (26/8/2013).
Alaydrus meminta Jokowi menyelesaikan pembangunan MRT, Monorel, 15 koridor Transjakarta, enam ruas tol dalam kota, doubletrack Manggarai-Bandara. Jika itu sudah selelsai, baru Jokowi dapat maju menjadi Presiden RI.
"Apabila semua itu sudah dijalankan, maka Jokowi sukses menjadi Gubernur DKI, memberikan jasa kepada warga DKI dan didukung penuh warga DKI untuk maju menjadi presiden," ujarnya.
Pemilihan presiden yang rencananya akan dilaksanakan pada Agustus mendatang, menurut dia, masih dapat mengubah pilihan masyarakat. Calon-calon presiden lainnya, seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie, lanjutnya, sudah keliling Indonesia untuk bersosialisi kepada masyarakat. Sedangkan Jokowi, selain belum mendeklarasikan diri sebagai capres, ia baru keliling Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.