Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Blok G Tanah Abang Serem, Pak Gub Jangan ke Sana

Kompas.com - 01/09/2013, 19:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku pernah disarankan agar tidak mengunjungi Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jokowi sendiri saat itu tengah berencana merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di jalan ke Blok G.

Jokowi bercerita, ada yang mengatakan bahwa Pasar Blok G Tanah Abang itu berbahaya bagi dirinya. "Blok G itu serem Pak, jangan ke sana, bahaya. Pak Gub jangan ke sana," kata Jokowi, menirukan yang memberi saran kepadanya kala itu.

Saat itu, lanjutnya, Jokowi mengakui sempat mengikuti saran tersebut. Namun, tak lama setelah itu, Jokowi mengaku nekat untuk melakukan "blusukan" ke daerah tersebut.

"Hari kedua dibilangin gitu juga. Tapi saya ndak mau. Hari kedua ya sudah, saya nekat ke sana," ungkap Jokowi dalam sambutannya kepada kader DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berlokasi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (1/9/2013) sore.

Tidak tahunya, menurut Jokowi, kabar mengenai situasi di sana yang tengah memanas, dan anggapan yang disampaikan tidak terbukti. Warga di sana justru malah menyambut dan menyalaminya.

"Enggak tahunya nyalamin saya semua," tutur Jokowi. "Katanya sedang-sedang panas. Tapi sampai yang tato-tato nyalamin saya," lanjut Jokowi yang membuat tawa peserta acara.

Jokowi mengaku turun tangan terkait pelaksaan relokasi PKL tersebut. "Bayangin saya mindahin PKL, blok G-nya belum siap. Mau mindahin ke mana? Nanti jualan di jalan lagi. Bingung lagi kita. Ya, sudah 24 jam kita tungguin," ujar Jokowi.

Jokowi pun mencurahkan sebagian waktunya untuk rencana relokasi tersebut.

"Sampai ada yang tanya, 'Pak, ngapain di sini jam 1?'. Saya katakan, ya nungguin orang ngecat," cerita Jokowi.

"Jangan kaget, saya (berada) di kanan-kiri rel, di bantaran sungai. Tujuan saya ke tempat-tempat yang ada problem. Ya kalau mau enak di kantor. Muka enggak hitam. Tapi kan problem kita bukan di kantor. Problem ada di lapangan," ujar Jokowi.

Untuk itu, politisi PDI-P ini juga berpesan kepada kader di DPC PDI P untuk terjun ke lapangan. "(Kepada) DPC semua harus mengingatkan itu, bukan kerja kata-kata, tapi kerja nyata. Itu yang dilihat," tandas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com