Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Nama Jalan Medan Merdeka Dinilai Tidak Tepat

Kompas.com - 02/09/2013, 13:45 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perubahan nama Jalan Medan Merdeka dengan nama tokoh pahlawan dinilai tidak tepat. Pemberian nama tokoh pahlawan pada jalan itu justru dianggap mempersempit makna jalan tersebut.

Sejarawan alumnus Universitas Indonesia (UI), Muhammad Isa Ansyari, mengatakan bahwa nama Medan Merdeka terkait dengan perjuangan kemerdekaan di Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (Ikada). Menurut dia, nama tersebut mewakili perjuangan seluruh bangsa Indonesia. "Daripada dikerdilkan oleh sebuah nama walaupun itu merupakan nama tokoh proklamator, presiden, ataupun nama gubernur," ujar Ansyari kepada Kompas.com di Museum Bahari, Jakarta Utara, Senin (2/9/2013).

Ia menambahkan, bila jalan itu diganti dengan nama seorang tokoh, maka hal itu akan seperti sebuah kepentingan pribadi dan terkesan mengultuskan tokoh tersebut. Jalan Medan Merdeka, menurut dia, merupakan wilayah perebutan pusat kekuasaan dan pemerintahan. Bagi rakyat Indonesia, penguasaan lokasi ini merupakan perjuangan merebut kemerdekaan secara mutlak sekaligus menyingkirkan penindasan dan penjajahan yang dialami rakyat Indonesia. Simbol inilah yang kemudian dilekatkan pada lokasi yang berada tidak jauh dari Istana Merdeka.

Kompleks lapangan dengan ruas jalan yang melingkupinya diberi nama Medan Merdeka. Penamaan Medan Merdeka meletakkan simbol perjuangan yang merujuk pada perjuangan rakyat Indonesia.

Ansyari menilai usulan pergantian nama Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai penghargaan kepada para pendiri negara justru menyempitkan makna di balik sejarah panjang nama Medan Merdeka. Menurut dia, kemerdekaan direbut berdasarkan keringat dan darah rakyat, meskipun kedua tokoh tersebut memiliki kontribusi besar bagi kemerdekaan bangsa dan negara ini.

"Jika kebutuhan penghargaan dan penghormatan bagi para pahlawan tetap dibutuhkan, bisa saja Gubernur mengganti nama jalan lain selain Medan Merdeka yang memiliki nilai sejarah tinggi," ujarnya.

Saat ini Panitia 17 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengajukan usul penggantian nama Jalan Medan Merdeka di sekitar Monumen Nasional menjadi nama-nama tokoh. Nama presiden pertama RI, Soekarno; dan wakilnya, Mohammad Hatta. Nama Jalan Soekarno akan menggantikan nama Jalan Merdeka Utara, sementara Jalan Hatta menggantikan nama Jalan Merdeka Selatan.

Adapun nama untuk dua ruas jalan lainnya masih dibicarakan. Panitia 17 yang diketuai oleh Jimly Asshiddiqie juga tengah melakukan kajian terhadap pemberian nama Presiden RI era Orde Baru, Soeharto; dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, untuk kedua jalan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com