JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Joko Widodo bekerja sama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menandatangani nota kesepahaman konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG) bagi moda transportasi di Jakarta.
Dalam sambutannya, Jero mengungkapkan, penggunaan BBG memiliki banyak dampak positif. Selain ramah lingkungan, harga BBG lebih murah ketimbang BBM, apalagi BBG diproduksi di dalam negeri.
"Solar, premium, pertamax itu barang impor. Harus kita tinggalkan ke gas. Gas itu produksi dalam negeri, ramah lingkungan pula. Mari kita galakkan gas," ujarnya dalam sambutan acara di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (5/9/2013).
Jero mengungkapkan, momentum konversi BBM ke BBG tahap awal di DKI Jakarta sangatlah tepat. Pasalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah dalam proses pengadaan unit transportasi, misalnya bus sedang dan transjakarta yang diperkirakan akan datang ke Ibu Kota akhir 2013 ini.
Jika bus-bus tersebut telah tersedia, Kementerian ESDM melalui Perusahaan Gas Negara (PGN) akan menyediakan SPBG bergerak atau mobile refueling unit (MRU) di setiap pul. Dengan demikian, bus tidak perlu mengisi BBG di sejumlah SPBG yang ada di titik tertentu di DKI.
"Busnya di sana (pul) kita bawakan gasnya sehingga isi BBG di dalam, sudah kenyang, baru keluar. Tak perlu ngantre, kota Jakarta sudah macet, jangan tambah dibikin macet itu," lanjut Jero Wacik.
Tidak hanya untuk moda transportasi bus sedang dan transjakarta, Jero pun menyasar perusahaan transportasi umum swasta, yakni taksi. Adapun model pengisian BBG juga menggunakan MRU.
Program konversi BBM ke BBG adalah upaya untuk mengurangi subsidi pemerintah terhadap BBM sekaligus komitmen menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi masyarakat. Hingga kini, penguatan infrastruktur terus dilakukan, yakni dengan dibangunnya 10 SPBG, 4 MRU, dan pengembangan jaringan pipa gas Jabodetabek sepanjang 22,2 kilometer yang didanai APBN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.