Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Jasa Marga: "Human Error" Dominasi Penyebab Kecelakaan di Tol

Kompas.com - 09/09/2013, 19:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Hampir sebagian besar kasus kecelakaan di jalan tol didominasi faktor human error dari pengemudi. PT Jasa Marga menyatakan, kasus tersebut menempati posisi pertama tertinggi penyebab kecelakaan di jalan tol.

Koorporate Secretary PT Jasa Marga David, mengatakan, secara umum ada dua faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di jalan tol yakni faktor dari pengemudi dan faktor kendaraan.

Menurutnya, 75 persen kasus kecelakaan di jalan tol disebabkan oleh pengemudi kendaraan. Sementara, sisanya 25 persen, berasal dari masalah yang terjadi pada kendaraan. "Pengemudi meliputi peringkat pertama kira-kira 75 persen penyebab kecelakan. Kemudian faktor kendaraan 25 persen," kata David kepada Kompas.com, Senin (9/9/2013).

David mengatakan, faktor human error bisa terjadi karena pengemudi yang lengah, mengantuk, serta kurang antisipasi. Sementara untuk faktor kecelakaan yang disebabkan kendaraan, biasanya disebabkan pecah ban dan rem blong.

"Umumnya ban pecah, ada yang rem blong tapi tidak sebanyak yang ban pecah," ujar David.

Menurutnya, hal lain yang juga berdampak pada kecelakaan adalah lemahnya disiplin pengemudi dalam mematuhi tata tertib peraturan di jalan tol. Misalnya, menggunakan jalur yangtak semestinya dan batas kecepatan kendaraan yang kerap kali dilanggar. "Kalau imbauan kami sebenarnya standar. Patuhi aturan lalu lintas. Mulai dari tertib dan mematuhi rambu dan batas kecepatan," ujarnya.

Sementara itu, terkait insiden kecelakaan maut yang terjadi di kilometer 8 +200 Tol Jagorawi, Jakarta Timur, yang melibatkan putra musisi Ahmad Dhani berinisial AQJ alias Dul (13), pihaknya enggan mengomentari masalah tersebut.

Menurutnya, semua penyidikan kasus itu ada dalam wewenang aparat penegak hukum. "Itu ditangani kepolisian, kita serahkan di kepolisian," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com