Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Menampik Tudingan Melakukan Kekerasan kepada Warga Waduk Pluit

Kompas.com - 09/09/2013, 20:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kukuh Hadi Santoso menampik tudingan bahwa petugasnya melakukan kekerasan saat merelokasi warga di Waduk Pluit. Kukuh malah menuding wargalah yang melakukan aksi kekerasan kepada petugas.

"Justru waktu itu kita yang dilempar molotov dan disiram bensin sama warga. Untung petugas tidak ada yang mati, hanya luka ringan," ujarnya di Balaikota, Jakarta, Senin (9/9/2013) siang.

Saat upaya pembongkaran permukiman warga di sisi timur Waduk Pluit beberapa waktu lalu, Kukuh bercerita, ada seorang warga penghuni kontrakan tidur di ekskavator. Meski telah diimbau petugas untuk pergi, warga tak kunjung pergi. Petugas pun berusaha menggendong warga itu agar tidak menghalangi pembongkaran rumah.

Namun, saat upaya pemindahan tersebut, ia meronta sambil memukul petugas yang semula hendak menggendongnya. Saat itulah kericuhan terjadi. Namun, kericuhan itu tak berlangsung lama.

Kukuh menegaskan, sesuai dengan amanat dari gubernur untuk selalu mengedepankan cara-cara persuasif, Kukuh enggan memperpanjang masalah tersebut, apalagi ke ranah hukum.

"Kita ngalah, mau dilempar enggak apa-apa, disiram bensin enggak apa-apa, yang penting anak buah saya selamat semua, enggak ada yang mati saja kita sudah syukur," kata Kukuh.

Seperti diketahui, penertiban permukiman kumuh di sisi timur Waduk Pluit, Kamis (22/8/2013) diwarnai penolakan. Warga menghadang sekitar 700 personel Satpol PP. Warga menolak pindah dan menuntut rumah susun serta ganti rugi rumah.

Sejumlah ibu meronta dan meminta petugas menunda pembongkaran. Beberapa lelaki berteriak dan meminta aparat meninggalkan lokasi. Warga akhirnya melunak. Mereka memilih membongkar dan mengangkut sendiri bangunan.

Personel Satpol PP membantu mengangkut kasur, perabot, dan barang-barang lainnya. Kasus tersebut pun berujung di pihak kepolisian. Perwakilan warga Waduk Pluit melaporkan aksi kekerasan Satpol PP kepada warga ke Polda Metro Jaya beberapa waktu kemudian. Namun, sampai saat ini laporan itu belum ditindaklanjuti. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com