"Saya sudah menganggap almarhum anak. Terpukul sekali saya merasa kehilangan menerima almarhum lebih dari menantu," kata Achmad sambil berkaca-kaca, Selasa (10/9/2013).
Lelaki asal Gorontalo tersebut sudah menganggap Komarudin lebih dari anaknya sendiri karena dalam tradisi Gorontalo, memperlakukan anak mantu harus seperti anaknya sendiri. Ia merasa kepergian Komarudin terlalu cepat.
"Anak-anak biasanya belajar mengaji sama dia, sekarang siapa lagi?" ujar Achmad.
Achmad juga mengungkapkan, walaupun menantu dan anak lainnya lebih sukses dari Komarudin, ia justru merasa paling nyaman dengan menantunya tersebut. Sebab, dia memiliki kepribadian yang baik dan rajin beribadah.
Achmad juga khawatir dengan cucunya yang masih belum begitu sadar atas kepergian ayahnya. "Saya khawatir anak yang terakhir masih belum mengerti. Itu saya khawatirkan ibunya tidak bisa jawab," imbuh Achmad.
Komarudin meninggalkan seorang istri, Voni (42), dan tiga anaknya, yaitu Komala Oktaviani (16) kelas II SMK, Nanda Fadila (12) kelas I SMP, dan Fajar Ardiansyah (10) kelas V SD.
Komarudin merupakan korban tewas akibat kecelakaan mobil Mitsubishi Lancer yang dikemudikan Dul di Km 8+200 Tol Jagorawi, Minggu (8/9/2013) dini hari. Lancer bernomor polisi B 80 SAL tersebut melaju dari arah Bogor menuju Jakarta dan kehilangan kendali sehingga menabrak pagar pembatas dan berpindah jalur ke arah sebaliknya.
Dari arah berlawanan, mobil yang dikendarai Dul menghantam mobil Daihatsu Gran Max B 1349 TFM, serta melibatkan Avanza B 1882, yang melaju dari arah Jakarta menuju Bogor. Dalam peristiwa tersebut, enam orang meninggal dunia dan sebelas orang luka-luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.