"Indikasi sedang mengawal. Ada dugaan menyalahi prosedur pengawalan. Seharusnya tidak boleh (sendirian). Nanti biar Propam menjelaskan lebih lanjut," kata Oegroseno di lokasi penembakan, tepat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu dini hari. Oegroseno tiba di lokasi menjelang tengah malam.
Menurut Oegroseno, Bripka Sukardi adalah anggota polisi yang bertugas di Pol Airud Mabes Polri. Saat ditembak, dia diduga tengah mengawal truk dari Pelabuhan Tanjung Priok. Selain jumlah petugas kurang dari prosedur baku, Sukardi juga diketahui tak memakai kendaraan dinas. Dia mengendarai sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL.
Sejauh ini motif penembakan belum diketahui. "Tapi modus sama dengan peristiwa (penembakan polisi) sebelumnya," kata Oegroseno. Dalam hitungan dua bulan terakhir, empat polisi tewas ditembak oleh orang tak dikenal.
Ketika ditembak, Bripka Sukardi mengawal sendirian iring-iringan enam truk. Truk tersebut membawa eskalator yang akan diantar ke Rasuna Tower, Jakarta Selatan. Sukardi menunggang sepeda motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL, dengan posisi di depan iring-iringan truk. Jenazah Sukardi telah dibawa ke RS Polri di Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.