Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Jokowi Dipusingkan Aturan Pusat

Kompas.com - 11/09/2013, 18:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menyelesaikan masalah di DKI Jakarta dengan cepat dan tepat adalah impian Gubernur DKI Joko Widodo. Namun, yang terjadi kini bagaikan jauh panggang dari api. Sejumlah aturan justru dianggap melemahkan gebrakan Jokowi.

Di sela-sela kerjanya, Rabu (11/9/2013) siang, Jokowi mencurahkan sedikit isi hatinya terkait beberapa program yang terbentur oleh aturan. Salah satunya, revitalisasi angkutan kota, yakni dengan pembentukan wadah angkutan DKI.

Di satu sisi, Jokowi ingin semua angkutan kota di DKI masuk ke dalam satu manajemen. Namun, di sisi lain, belum ada wadah yang siap mengakomodasi keinginannya itu.

Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang diwacanakan akan dihibahkan ke Pemprov DKI dari Kementerian BUMN dipastikan tidak akan dilakukan tahun 2013. Sementara itu, PD Transjakarta belum disahkan oleh DPRD DKI, dan entah kapan perda itu disahkan. "Maunya ditempelkan manajemennya, tapi kan saat ini belum. Itulah yang sulit. Saya itu biasa di swasta, enggak mau saya orientasi ke prosedur, saya biasa orientasi ke hasil, ke hasil, ke hasil," ujar Jokowi menegaskan maksud pernyataannya.

Jokowi melanjutkan, akibat lamanya prosedur yang harus ditempuh, pihaknya mengaku kesulitan untuk segera merealisasikan program yang hendak dijalankannya itu. Hal inilah yang berdampak pada kegamangan di jajaran pegawai pemerintahannya.

Idealnya, lanjut Jokowi, Pemprov DKI dapat dengan mudah menjadikan PD Transjakarta sebagai wadah angkutan kota. Pihaknya hanya melakukan pengawasan kinerja PD Transjakarta. "Tapi kan kaget saya. Peraturan kok kayak gini. Ini makin ke sini makin pusing lagi. Hal-hal yang sebenarnya simpel, menjadi sulit," lanjut Jokowi.

Beberapa program Jokowi yang terbentur oleh peraturan baru antara lain pembebasan lahan di bantaran kali yang berbenturan dengan aturan pusat, kebijakan menanggulangi kemacetan yang berbenturan dengan kebijakan mobil murah oleh pemerintah pusat, serta berbagai kebijakan lain. "Ya gimana lagi," pasrah Jokowi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com