JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang tahu tempe kembali berjualan setelah melakukan mogok selama tiga hari. Setelah kembali menjajakan dagangannya, tak sampai siang hari, tahu tempe yang dijual di pasar tradisional sudah habis terjual.
Di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, para pedagang tahu tempe sudah berjualan sejak pukul 04.30. Sekitar pukul 08.30, tempe sudah habis diserbu para pembeli. "Pada kangen sama tempe," ujar Ayus, salah seorang pedagang tahu tempe di Pasar Gondangdia, Kamis (12/9/2013).
Pada hari pertama berjualan setelah melakukan aksi mogok, Ayus membawa 90 kilogram tempe dan 400 buah tahu berukuran besar. Untuk tempe, Ayus menjual dengan harga berbeda. Untuk tempe berukuran standar, ia jual dengan harga Rp 6.000, sedangkan ukuran kecil seharga Rp 5.000. Ayus memperkecil ukuran tempe karena mahalnya kacang kedelai sebagai bahan dasar pembuat tahu tempe. Ayus juga menjual tahu seharga Rp 500 sampai Rp 600 rupiah per potong.
Sementara itu, di Pasar Bendungan Hilir, Tini (56) kembali berjualan tahu dan tempe. Ia tidak memperkecil ukuran tempe dan menaikkan harga tempe menjadi Rp 10.000 per potong. Sebelumnya, Tini menjual tempe seharga Rp 6.000.
Tini yang berjualan sejak pukul 05.00 mengatakan, walaupun harga tempenya naik Rp 4.000, pembeli tetap menyerbu dagangannya. Dalam tiga jam, 40 kilogram tempe yang Tini bawa sudah laku terjual. "Dari pagi sudah pada habis, tempe laku banget, sekarang tinggal tahu, sedikit lagi," ujarnya. Tini membawa seribu potong tahu yang ia tempatkan di lima jeriken. Sepotong tahu ia jual Rp 400.
Selama tiga hari berturut-turut sejak Senin hingga Rabu kemarin, para pedagang melakukan aksi mogok berjualan tahu dan tempe. Aksi mogok dilakukan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kacang kedelai hingga Rp 9.700 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.