Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Korban Kecelakaan Dul dalam Kondisi Kritis

Kompas.com - 13/09/2013, 08:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Robby Yaser Affan (35), salah satu korban kecelakaan maut di Tol Jagorawi, Minggu (8/9/2013), yang dirawat di Rumah Sakit Meilia, Cibubur, dalam kondisi kritis. Semalam, Robby dinyatakan mengalami kebocoran pada paru-paru.

Robby mengalami patah tulang pada dua tulang iga, patah tulang panggul, dan patah tulang paha kiri. "Sampai saat ini dia belum bisa dioperasi karena kondisi paru-parunya yang mengalami kebocoran. Hal ini mengakibatkan kondisinya belum jelas hingga saat ini," kata Liza, kakak kandung Robby, kepada Kompas, semalam.

Selain Robby, empat korban luka berat lain masih dirawat di RS Meilia, yakni Abdul Qodir Mufthi (27) patah tulang selangka kiri, Pardomuan Sinaga (35) patah tulang iga kanan, Poedjo Widodo (28) patah tulang panggul dan tulang iga, serta Zulheri (40) patah tulang panggul dan luka pada kandung kemih. Sementara dua lainnya, Nugroho Laksono (34) dan Wahyudi (35), masih dirawat di RS Mitra Keluarga Cibubur.

Sementara itu, AQJ (13), putra ketiga musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, yang juga menderita patah tulang akibat kecelakaan itu, bersama NS (14), teman semobilnya, juga masih dirawat di RS Pondok Indah.

Perhatikan trauma

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mengingatkan kepada para pihak agar mengedepankan penanganan trauma bagi anak-anak yang kehilangan orangtua dalam kecelakaan lalu lintas itu.

Ada enam dari 13 penumpang di Gran Max itu yang tewas dalam kecelakaan itu, yaitu Agus Wahyudi Hartono (40), Rizky Aditya Santoso (20), Agus Surahman (31), Agus Komara (40), Nurmansyah (31), dan Komarudin (42).

”Dalam jangka pendek, anak-anak yang menjadi korban membutuhkan pemulihan mental akibat ditinggalkan orangtuanya,” ujar Asrorun Ni’am Sholeh, Ketua Divisi Sosialisasi KPAI.

Larangan bawa kendaraan

Merespons kejadian ini, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan aturan khusus terkait larangan membawa kendaraan bermotor bagi pelajar yang belum cukup umur.

”Bentuknya semacam aturan khusus yang ditujukan kepada setiap kepala sekolah. Untuk orangtua, kami juga mengimbau agar mengawasi anak-anaknya yang memakai kendaraan bermotor,” katanya.

Orangtua yang anaknya belum berusia 17 tahun diminta tidak mengizinkan anak mengendarai sendiri kendaraan bermotor. Dinas Pendidikan juga tengah mengkaji kemungkinan sekolah tidak menyediakan lahan parkir.

Ketua Dewan Pendidikan DKI Jakarta Margani Mustar menilai larangan pelajar membawa kendaraan bermotor ini sangat positif. Larangan ini sebagai bentuk dukungan sekolah untuk mengawasi penggunaan kendaraan bermotor kepada pelajar yang belum memiliki surat izin mengemudi (SIM).

Ketentuan yang berlaku di kepolisian, kata Margani, sudah lama diterapkan. Seharusnya larangan secara formal di sekolah sejak dulu diberlakukan.

”Seharusnya tidak perlu menunggu ada peristiwa kecelakaan yang melibatkan anak-anak baru dibuat aturannya,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com