Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Satpol PP Hj Siti "Nyamar" untuk Jaring WTS

Kompas.com - 13/09/2013, 10:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hj Siti Mulyati (53) merupakan Komandan Satpol PP Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Meski seorang wanita, Siti menjalani tugasnya dengan tegas. Bahkan, dia rela menyamar untuk merazia wanita tunasusila (WTS).

Di tiga lokalisasi di kawasan Koja, Siti menyamar sebagai pedagang selama tiga hari. Tiga titik wilayah hiburan malam yang ia pusatkan itu berada di Plumpang Sablo, Jalan Sulawesi, dan Jalan Raya Cilincing.

"Sebelum melakukan razia, saya memang harus berorientasi dulu ke lapangan. Hal itu dilakukan agar saat razia, petugas tak salah menertibkan," kata Siti kepada Warta Kota, Kamis (12/9/2013) di Jakarta.

Dari hasil menyamar itu, Satpol PP Koja berhasil menjaring 23 WTS. Puluhan wanita itu kemudian dibawa ke Sudin Sosial Jakarta Utara untuk pembinaan.

Itu adalah salah satu dari dedikasi Siti sebagai Komandan Satpol PP di lingkungan masa kecilnya. Ya, Siti besar di kawasan tersebut.

Kini, sudah tiga tahun dia menjabat sebagai Komandan Satpol PP di Kecamatan Koja yang membawahi 126 personel. Ia bertekad ingin menjadikan kawasan tempat tinggal dan lahirnya menjadi wilayah terbaik.

Sejak kecil, ibu dua anak itu memang sudah ditanamkan sikap disiplin dan tegas. Hal itu didapat dari ayahnya yang seorang anggota TNI AD.

Siti yang merupakan anak ketujuh dari 14 orang bersaudara ini sebetulnya juga memiliki cita-cita sebagai anggota TNI. Namun, nasib berkata lain. Dia pun bekerja di instansi pemerintah daerah.

Meski pekerjaannya tak sesuai dengan apa yang dicita-citakan, ia tetap bersyukur. Bagi dirinya, pekerjaan seorang anggota TNI dan Satpol PP merupakan tugas yang mulia dan memiliki kemiripan tugas.

"Sebetulnya tugas yang diamanatkan tetap sama, yaitu menjaga ketertiban. Hanya saja, cakupan TNI sangat luas yaitu secara nasional, sedangkan Satpol PP menegakkan peraturan daerah," kata dia lagi.

Di balik gagahnya Hj Mulyati, bila sudah melepas seragam kerjanya, nenek tiga cucu ini merupakan seorang guru mengaji. Penampilannya yang terlihat tegas pada siang hari tak lagi terlihat ketika malam hari.

Baju Muslim dan kerudung panjang yang dipakainya membuat beberapa orang pangling. "Kalau saya pakai gamis, banyak yang enggak ngenalin saya," ujar dia.

Pakaian itu biasa ia kenakan saat menjadi guru mengaji bagi para cucu dan tetangganya di rumah.

"Biasanya saya mengajar ngaji pas malam Jumat. Semoga dari kegiatan pengajian ini, saya bisa memperoleh keberkahan dan pahala dari Yang Maha Kuasa," kata Mulyati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com