Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Raden Hanya Ingin Jokowi yang Beli Lukisannya

Kompas.com - 13/09/2013, 15:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seniman senior Drs Suyadi atau akrab disapa Pak Raden menolak penawaran Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menjual lukisannya kepada Direktorat Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif (Kemenparekraf). Pak Raden hanya mau menjual lukisan berjudul "Perang Kembang" itu kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Manajer Pak Raden, Prasodjo Chusnato, mengatakan, Pak Raden hanya menjual lukisan itu kepada Jokowi dengan nilai Rp 60 juta. "Pak Raden hanya ingin menjual lukisannya kepada Pak Jokowi," kata Prasodjo di Balaikota Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Menurut Pak Raden, Jokowi mewakili sosok kesatria seperti yang ia lukiskan dengan cat minyak di atas kanvas berukuran 90 x 40 cm tersebut. Prasodjo mengatakan, Pak Raden menjual lukisan itu kepada Jokowi bukan untuk meminta belas kasihan. Uang hasil penjualan lukisan itu akan digunakan Pak Raden untuk biaya pengobatan kakinya dan menerbitkan tiga buku anak-anak tentang pewayangan.

Buku pertama berisi pengenalan wayang orang kepada anak-anak melalui anak perempuan yang bernama Suti. Buku kedua tentang pengenalan wayang kulit kepada anak dengan tokoh utama bernama Trimo. Trimo merupakan siswa SD inpres yang memiliki bapak dengan profesi sebagai dalang dan ia selalu membantu pementasan bapaknya. Adapun buku ketiga bercerita tentang tokoh bernama Sumantri. Buku itu berkisah tentang persahabatan dan cinta tanah air.

Lukisan dan dongeng

KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA Seniman dan pendongeng, Drs. Suyadi atau Pak Raden, sedang menceritakan dongeng di Balaikota Jakarta, Jumat (13/9/2013). Pak Raden datang ke Balaikota untuk menjual lukisannya kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan uangnya akan digunakan untuk berobat.

Lukisan "Perang Kembang" karya Pak Raden berkisah tentang kesatria melawan raksasa. Dalam pementasan wayang orang dan wayang kulit gaya Surakarta, adegan "Perang Kembang" selalu ditampilkan dan menjadi adegan favorit bagi penonton karena indah, seru, dan menghibur.

Tokoh kesatria yang digambarkan di lukisan itu, kata Pak Raden, menggambarkan sosok Jokowi. Oleh karena itu, ia berharap Jokowi untuk dapat membeli lukisannya.

Sayangnya, Jokowi sedang tidak berada di tempat. Pagi tadi, Jokowi bersama Gubernur BI Agus Martowardojo mengunjungi Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kedatangan Pak Raden akhirnya diterima oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Walaupun tetap ingin bertemu dengan Jokowi, Pak Raden menyambut tawaran Basuki. Basuki menjanjikan pertemuan Pak Raden bersama Jokowi.

"Pak Ahok (sapaan Basuki) menjanjikan saya bertemu dengan Pak Jokowi. Seandainya bisa bertemu langsung dengan Pak Jokowi, hati saya tambah senang. Kalau lukisan saya laku terjual, saya akan merasa lebih senang lagi," katanya.

Setelah bertemu Basuki, Pak Raden yang didampingi oleh Prasodjo Chusnato lantas mendongeng di halaman Balaikota Jakarta. Aksinya menarik perhatian wartawan, pegawai negeri sipil (PNS) DKI, dan beberapa warga di tempat itu. Pak Raden membawakan cerita berjudul "Mari Buka Celana" dan "Bersyukur".

Dongeng "Mari Buka Celana" bercerita tentang seorang ibu yang memiliki lima anak yang bernama Maribu, Marika, Marice, Marila, dan Marina. Adapun dongeng "Bersyukur" bercerita tentang seorang nenek yang sudah tidak memiliki kaki secara lengkap, tetapi nenek tersebut tak pernah lupa untuk bersyukur dan mengucap syukur. Pak Raden juga meminta izin untuk mengamen dan menawarkan lukisan terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com