Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bapas: Dul Harus Bebas demi Hukum

Kompas.com - 16/09/2013, 15:56 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Balai Pemasyarakatan (Bapas) Jakarta Selatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Abu Zeid menyatakan kesiapannya mendampingi AQJ atau Dul (13) dalam proses penyidikan maupun pengadilan atas kasus kecelakaan yang disangkakan kepadanya.

"Seminggu yang lalu saya mendapat surat dari Polda. Mereka mengantisipasi melibatkan kami," ujar Abu di Jakarta, Senin (16/8/2013).

Abu menyatakan bahwa pihak Bapas sudah bersikap proaktif untuk terlibat dalam kasus yang menimpa anak musisi Ahmad Dhani tersebut. Bahkan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.

"Untuk kasus Dul ini kami menerjunkan tiga PK (pembimbing kemasyarakatan) untuk melakukan litmas (penelitian kemasyarakatan). Biasanya kami menurunkan 1 PK," katanya.

Ia mengaku sudah mengunjungi Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta Selatan, di mana Dul dirawat, termasuk bertemu dengan tim dokter dan Ahmad Dhani, orangtua Dul.

Setelah bertemu dengan tim dokter, Abu memastikan bahwa Dul sedang dirawat sehingga proses penyidikan terhadap bocah berusia 13 tahun tersebut tidak mungkin dilakukan. "Saya juga sudah menjelaskan kepada Ahmad Dhani di mana posisi Bapas," katanya.

Abu menjelaskan bahwa Bapas yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan HAM menjadi salah satu sublembaga yang memiliki yustisia. Dengan kata lain, berdasarkan UU tanpa adanya Bapas, yang dalam hal ini dijalankan oleh Pembimbing Kemasyarakatan, semua proses hukum yang akan dijalani Dul, seperti penyidikan, penuntutan, dan pengadilan batal demi hukum.

Ia berharap proses diversi bisa dikedepankan dalam kasus Dul sesuai dengan semangat yang ada dalam UU No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Upaya diversi tersebut, menurut Abu, sedang dilakukan Ahmad Dhani selaku orangtua Dul.

"Kalau korban sudah memaafkan dan melihat ini sebagai suatu musibah, Ahmad Dhani juga sudah berjanji menanggung biaya anak-anak korban. Itu substansi yang kita inginkan," jelasnya.

Seperti diberitakan, Dul (13) mengalami kecelakaan maut di Km 8+200 Tol Jagorawi, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2013) dini hari. Mobil Mitsubishi Lancer B 80 SAL yang dikemudikan Dul hilang kendali dan menabrak pembatas jalan, lalu masuk ke jalur berlawanan dan menghantam  Daihatsu Gran Max B 1349 TFM serta Toyota Avanza B 1882 UZJ.

Dalam kecelakaan tersebut, tujuh orang tewas, yaitu Robby (35), Agus Surahman (31), Agus Wahyudi Hartono (40), Rizki Aditya Santoso (20), Komaruddin (42), Nurmansyah, dan Agus Komara (45). Sementara itu, korban luka ada delapan orang, yaitu Dul (13), Zulheri (44), Abdul Qodir Mufti (17), Roejo Widodo (30), Pardumuan Sinaga (35), Noval Samudra (14), Nugroho Brury Laksono (34), dan Wahyudi (35).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com