Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Miss World, Basuki Tak Komentar

Kompas.com - 21/09/2013, 19:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memilih tak menanggapi soal kontroversi penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Penyelenggaraan ini sempat memperoleh penolakan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan.

Pertanyaan seputar kontroversi ini ditanyakan Christophorus Adi Santoso, seorang siswa SMA Kolese Kanisius, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9/2013).

"Kenapa belakangan Jakarta menjadi kota yang kurang humanis? Ada yang pacaran tapi digebukin massa. Dan bagaimana tanggapan bapak tentang FPI yang pikirannya tidak terbuka tentang pelaksanaan Miss World?" tanya Christophorus.

Pertanyaan kemudian dilanjutkan oleh siswa lainnya, Husein. Dia mengeluhkan demonstrasi penolakan penyelenggaraan Miss World yang menyebabkan kemacetan.

Ketika dipersilakan menjawab, Basuki membahas soal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tengah berupaya membuat Jakarta sebagai kota humanis. Salah satunya dengan melakukan penertiban PKL liar maupun pemukim liar. Basuki mencontohkan penertiban PKL dan permukiman liar di Pasar Tanah Abang dan Waduk Pluit.

Pemda juga membangun ruang terbuka hijau di Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio.

Selain itu, Basuki memaparkan bahwa gedung-gedung tinggi di Jakarta dilarang memiliki pagar pembatas. Pagar-pagar ini diganti dengan taman yang bisa berfungsi untuk bersantai. Di antara gedung-gedung tersebut, nantinya, ada pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan.

"Tapi PKL-nya kita didik dan kalau ketahuan tidak menjaga kebersihan, kita denda dan kita usir," kata Basuki.

Karena tak memiliki pagar, pengelola gedung diminta untuk memasang CCTV untuk mengawasi keamanan dan PKL yang berjualan di sekitar gedung.

Selama memberikan tanggapan, Basuki sama sekali tidak menjawab soal aksi penolakan penyelenggaraan Miss World 2013. Ia bahkan tidak mengucapkan kata "Miss World" sedikit pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com