Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Jati Baru Tak Mau Disalahkan Atas Sepinya Blok G

Kompas.com - 22/09/2013, 10:36 WIB
Sonya Suswanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang di sepanjang Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menolak disebut sebagai biang sepinya pengunjung di Pasar Blok G Tanah Abang. Mereka juga mengeluhkan sepinya pembeli sejak kawasan niaga Tanah Abang ditertibkan dari para pedagang kaki lima (PKL).

"Omset kami juga turun sejak PKL enggak ada. Jadi kayaknya kalau mau menyalahkan kami atas Blok G yang sepi, itu enggak benar," ujar Agus (27), yang sudah 5 tahun berjualan pakaian di Jati Baru, Minggu (22/9/2013).

Agus berpendapat kondisi Pasar Blok G kurang nyaman. Itu terlihat dari kios-kios di depan Blok G, lantai 2 dan 3 Blok G, yang tampak gelap. Menurut Agus, pengunjung juga enggan menggunakan tangga yang tersedia di sana. Akan sangat berbeda jika pasar itu dilengkapi eskalator seperti yang selama ini dikatakan pengunjung di sana.

KOMPAS.COM/SONYA SUSWANTI Kios pedagang pakaian di Jati Baru yang dinilai menjadi salah satu faktor sepinya Blok G Tanah Abang. Lokasi kios ini tepat di depan Blok G Tanah Abang,Jalan Jati Baru, Jakarta,Minggu (22/9/2013).

Menanggapi ancaman Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang akan menindak pedagang di Jalan Jati Baru, Agus menilai hal itu tidak mungkin terjadi. Ia merasa keberadaan pedagang di tempat itu tidak melanggar peraturan daerah.

Basuki mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI akan mengecek pembayaran pajak oleh pemilik bangunan di sepanjang jalan tersebut. Robert (32), pedagang pakaian di Jati Baru mengatakan, tidak mungkin kios dibongkar karena masalah pajak. Menurutnya, pemilik bangunan juga sudah membayar kontrak. Robert yang sudah 8 tahun berjualan di Jati Baru yakin posisinya aman di jalan tersebut.

Robert mengatakan, Pasar Blok G sepi karena pasar tersebut jauh dari Pasar Blok A Tanah Abang yang lebih besar. Posisi Pasar Blok G yang berada di kanan jalan juga menyulitkan pengunjung yang turun dari angkutan umum karena pengunjung harus menyeberang dulu.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah untuk meramaikan Pasar Blok G, antara lain dengan menggelar musik dangdut dan doorprize berupa mobil dan sepeda motor. Ada pula kupon beras untuk setiap pembelian di atas Rp 200.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com