JAKARTA, KOMPAS.com —
Para pekerja proyek pembangunan Gelanggang Remaja Koja di Jalan Balai Rakyat, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, mulai meninggalkan lokasi proyek, Senin (23/9/2013). Mereka tidak mau bertahan karena tidak ada kepastian kapan proyek dilanjutkan pasca-runtuhnya tangga pada Kamis petang.

"Pimpinan belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan proyek setelah kasus ini. Saya pilih cari pekerjaan di tempat lain," kata Mustarin (55), pekerja proyek pembangunan GOR Koja asal Demak, Jawa Tengah.

Agus (30), buruh bangunan lain, memilih mencari lowongan di proyek lain di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "Tidak ada kepastian kapan proyek dilanjutkan karena sampai sekarang garis pembatas polisi masih terpasang," ujarnya.

Mustarin, Agus, dan sekitar 130 buruh bangunan yang terlibat dalam proyek Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta senilai Rp 22 miliar itu dibayar harian sebesar Rp 60.000-Rp 85.000. Sebagian telah bekerja sejak Juli 2013 dan sebagian mulai pertengahan September 2013.

Kontraktor pelaksana proyek, PT Ganiko Adi Perkasa, menghentikan pekerjaan mulai Jumat pagi. Para pekerja, lanjut Mustarin, menganggur hingga Minggu. Minggu malam, sebagian pekerja mulai meninggalkan proyek setelah menerima upah kerja.

Enam pekerja terluka dan dilarikan ke rumah sakit akibat kejadian itu. Dua di antaranya, yakni Suwandi (33) dan Ilyas (46), mengalami luka parah karena tertimpa bongkahan beton dan rangka besi. Petugas baru bisa mengevakuasi keduanya tiga-empat jam pasca-runtuhnya tangga.

Penyelidikan

Hingga Senin sore, polisi masih memasang garis pembatas. Tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri memeriksa lokasi proyek untuk kedua kali. Petugas, antara lain, mengecek lantai dua yang telah dicor, tangga yang ambruk, dan memeriksa rangka besi.

Sebuah derek didatangkan untuk mengangkat reruntuhan dan melihat kondisi di bawahnya. Menurut Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Pujiarto, pihaknya masih mengumpulkan data terkait runtuhnya bangunan itu. "Ada kemungkinan Puslabfor datang lagi besok (Selasa) ini," ujarnya.

Berdasarkan keterangan Manajer Proyek PT Ganiko Adi Perkasa M Irvan dan wakilnya, Harja Sutisna, tangga runtuh diduga karena tak mampu menahan beban material. Menurut saksi, petugas cor tidak mendengar saat pekerja lain menginformasikan material cor sudah berlebihan.

Tiang-tiang penopang, rangka besi, dan bongkahan beton masih berserakan di lokasi. Truk pengecor, besi, dan kayu penopang ditumpuk di sekitar bangunan. (MKN)