Api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik yang menyambar material bangunan, seperti kayu, tripleks, dan plastik.
Tarsono (55), pengurus RT 019 RW 017, Penjaringan, mengatakan, api pertama kali muncul di lantai dua rumah kontrakan milik Rasidi (52), pukul 18.30. Api dengan cepat merambat ke hunian lain yang berada di sisi utara Waduk Pluit.
Berdasarkan data Kelurahan Penjaringan, kebakaran melanda 52 bangunan yang dihuni sekitar 150 keluarga (450 jiwa). Lokasinya berada di Blok B (19 bangunan) dan Blok C (33 bangunan) dengan sebagian bangunan di antaranya berada di atas permukaan air.
"Ada lebih dari 20 pemadam kebakaran yang tiba di sini, tetapi tak bisa masuk ke gang karena jalan sempit dan banyak warga dan pemilik bangunan yang lalu lalang menyelematkan harta benda dan sanak saudara," kata Tarsono, Selasa (24/9/2013).
Tak ada korban luka atau jiwa dalam kejadian itu. Namun, kerugian material diperkirakan lebih dari Rp 100 juta.
Palang Merah Indonesia dan pemerintah daerah membuka pos pengungsian di lantai dasar Rumah Susun Waduk Pluit sejak Senin malam. Hingga Selasa sore, mayoritas korban masih tinggal di pengungsian, sebagian mengungsi ke rumah kerabat.
Permukiman Kebun Tebu merupakan salah satu lokasi yang akan ditata Pemprov DKI Jakarta. Permukiman lain di sisi selatan dan barat Waduk Pluit telah dikosongkan dan dibangun menjadi taman. Lebih dari 700 penghuninya direlokasi ke sejumlah rusun, seperti Rusun Marunda, Pinus Elok, dan Buddha Tzu Chi. (K06/MKN/MDN/NDY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.