Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Tak Sabar Hadapi Warga Waduk Ria Rio

Kompas.com - 25/09/2013, 11:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga bantaran Waduk Ria Rio menolak untuk mengikuti pengundian relokasi Rumah Susun (Rusun) Pinus Elok, Jakarta Timur. Mendengar laporan itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap mereka tak layak menghuni rusun.

Berdasarkan laporan yang ia terima, warga bantaran Waduk Ria Rio menolak direlokasi ke Rusun Pinus Elok karena telah mencicil rumah melalui Bank Tabungan Negara (BTN).

"Kalau mereka mampu mencicil rumah, kan mereka enggak layak tinggal di rusun," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Sebab, menurut dia, rusun itu hanya disediakan Pemprov DKI bagi warga-warga yang tidak mampu secara material untuk mencicil rumah sendiri. Basuki mengingatkan kalau warga bantaran Ria Rio memang tidak mau pindah dari kawasan tempat tinggal yang kini ditempati, yaitu di bantaran waduk.

Kendati demikian, Basuki mengimbau awak media untuk menanyakan lebih lanjut kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait permasalahan tersebut. "Aku suruh Pak Gubernur saja deh, aku enggak sabar, nanti aku salah ngomong, lapor Komnas HAM lagi," kata Basuki.

Bagaimana tindakan Pemprov DKI selanjutnya melihat permasalahan tersebut? Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, intinya, Pemprov DKI tetap akan memindahkan warga yang mendirikan bangunan di atas lahan negara ke rumah susun yang telah disediakan.

Namun, ia melihat permasalahan warga Ria Rio merupakan kasus baru. Menurut Basuki, mereka sudah mendirikan rumah di atas lahan negara, Pemprov DKI menyediakan rusun untuk merelokasi mereka, tetapi mereka menolak untuk pindah ke Rusun Pinus Elok.

"Saya belum minta petunjuk Pak Gubernur, kalau saya sih maunya usir saja," tegas dia.

Pengundian Rusun Pinus Elok batal dilaksanakan pada Selasa (24/9/2013) kemarin, karena warga Pendongkelan, Jakarta Timur, memilih meninggalkan kantor Wali Kota Jakarta Timur. Sekitar 200 orang warga menolak mengikuti pengundian karena pihak Kecamatan Pulogadung dianggap tidak bisa menjelaskan beberapa pertanyaan mereka, seperti soal dana kompensasi, teknis soal relokasi, dan mengenai kesiapan rusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com