Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Korban Desak Tersangka Kecelakaan Senayan Dijerat Pasal Pembunuhan

Kompas.com - 25/09/2013, 15:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum keluarga Fikri Ramadhoni, korban tewas dalam kecelakaan di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (22/9/2013), meminta polisi menjerat tersangka dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan.

Kuasa hukum keluarga Fikri, Ronny Talapessy, Rabu (25/9/2013), mengatakan, penanganan kasus tabrakan yang melibatkan David (22) sebagai tersangka itu mirip dengan kasus kecelakaan yang dialami Afriyani di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, Januari tahun lalu. Ronny mengatakan, dalam kasus Afriyani, polisi menggunakan Pasal 338 KUHP tentang menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja. Setelah kejadian itu, terutama sejak kecelakaan yang melibatkan Rasyid Rajasa, putra Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Ronny menyebut polisi tak lagi menggunakan pasal tersebut pada kasus serupa.

"Jadi cuma Afriyani saja, setelah Afriyani tidak pernah lagi, terutama sejak kasus Rasyid," kata Ronny di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9/2013).

Ronny meminta agar polisi menjerat tersangka David dengan Pasal 310 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal itu mengatur tentang kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Ronny menyebutkan, David diduga sengaja mengemudikan mobil melebihi batas kecepatan kisaran 90-100 kilometer per jam.

"Kami lihat faktanya ada yang sama dengan Afriyani, seperti menyetir dengan kecepatan tinggi di jalanan sepi. Ini adalah murni kelalaian yang disengaja," ujar Ronny.

Ronny menambahkan, saat kejadian, Fikri sedang berdiri dan hendak membeli otak-otak. Mobil tersangka menghantam Fikri dari belakang hingga korban tewas di tempat. Ronny menduga tersangka mengemudi dalam keadaan mabuk. Hal itu didasarkan pada keterangan saksi, yang menyebutkan David keluar mobil dengan bertelanjang dada. Sementara itu, hasil pemeriksaan urine David menunjukkan bahwa tersangka tidak mengonsumsi narkotika ataupun minuman beralkohol.

David ditetapkan sebagai tersangka setelah mobil Toyota Corolla Altis yang dikemudikannya menabrak sejumlah pejalan kaki di Jalan Asia Afrika Senayan, Minggu sekitar pukul 05.00 WIB. Mobil David melaju dari bundaran Senayan menuju Hotel Mulia, lalu menabrak sejumlah orang dan tiga mobil, yakni Honda Accord bernomor polisi B 8049 AG, Toyota Vios B 71 AL, dan Mercedes Benz B 2345 KA.

Selain Fikri, seorang pejalan kaki lain bernama Sabila Yassaroha Ablaha (17) meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Patria IKKT, Slipi, Jakarta Barat. Tersangka dijerat dengan Pasal 310 dan Pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com