TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com —
Kisruh antara dokter dan pihak manajemen Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan belum juga berakhir. Selain pemecatan dokter, kisruh di rumah sakit yang terletak di Jalan Padjadjaran, Pamulang, itu juga berkembang dengan pembubaran komite medik rumah sakit tersebut sehingga dikhawatirkan membuat pasien telantar.

Warga berharap kisruh itu segera berakhir sehingga tidak mengganggu pelayanan terhadap pasien. ”Kami ingin masalah ini bisa segera selesai karena kami khawatir keluarga kami yang dirawat di sini nanti tidak tertangani,” kata Iswadi (36), warga Pondok Ranji, yang tengah menunggui istrinya dirawat di RSU Tangsel, Rabu (25/9).

Menurut Iswadi, istrinya yang hendak operasi caesar sudah mendapatkan kamar dan akan segera dioperasi Kamis ini. ”Memang sudah ada dokter yang menangani, tetapi kami khawatir juga kalau kisruh terus-terusan,” ujarnya.

Para dokter di RSU Tangsel dua kali berunjuk rasa memprotes praktik dokter asing dan menuntut penggantian direktur RSU Tangsel. Lima dokter dipecat dan pihak manajemen juga membekukan komite medik seusai aksi demo para dokter di DPRD Tangsel pada Senin lalu.

Daniel Richard juga dipecat sebagai ketua komite medik. Surat pembubaran komite medik itu dikeluarkan pada 23 September 2013. Dalam surat tersebut, alasan pembubaran adalah komite medik tidak mampu mengatur profesionalisme staf medis dan dalam pelayanan medis
tidak menjaga disiplin etika dan profesi staf medis yang mengakibatkan terabaikannya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Daniel mengatakan, pemecatan dokter dan pembubaran komite medik itu membuat tiga pasien telantar karena tidak bisa segera ditangani.

”Ada tiga pasien bedah yang belum ditangani karena dokternya dipecat. Dokter lain belum berani mengambil tindakan karena tidak menangani sejak awal,” ujar Daniel.

Ketiga pasien itu, lanjutnya, adalah pasien tumor, yakni Sri Ismawati (12), Nisrina (7), dan Sopiah (43). ”Ketiganya ditangani oleh dr Reza, tetapi ia menjadi salah satu dari lima dokter yang dipecat,” kata Daniel.

Para dokter juga masih berkonsultasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait pembubaran komite medik untuk mengambil tindakan medis. ”Kalau itu dibubarkan, nanti siapa yang bertanggung jawab kalau, misalnya, terjadi apa-apa. Jadi kami masih konsultasi dengan IDI, apa yang harus dilakukan,” ujar Daniel.

Dari pantauan, situasi di rumah sakit itu tetap terlihat normal. Di bagian UGD, sejumlah pasien terlihat masih dirawat. Bagian klinik juga masih membuka pendaftaran.

Secara terpisah, Direktur RSU Tangsel Neng Ulfa membantah pelayanan di RSU itu terganggu dengan pemecatan para dokter itu. Menurut dia, pelayanan terhadap pasien tidak ada masalah karena sudah ada dokter lain yang menangani.

”Memang ada lima dokter kontrak yang diputus kontraknya karena melanggar peraturan rumah sakit. Jadi, bukan karena demonya karena mereka memang berhak untuk menyampaikan aspirasi,” ujar Ulfa.

Menurut dia, fokusnya saat ini adalah memaksimalkan pelayanan terhadap pasien. Ia juga merasa selama ini tidak ada masalah dengan para dokter. (RAY)