"Saya belum tahu (dimuat The New York Times)," ujar Jokowi usai menghadiri Harlah Ke-9 Wahid Institute, Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Jokowi yang dijuluki man of the people itu mengungkapkan, dirinya hanya ingin fokus mengurus Jakarta, khususnya soal persoalan warga yang masih tinggal di kawasan kumuh.
"Di Jakarta, ada 360 kawasan kumuh dan ada tiga jutaan orang yang berimpitan tinggalnya di rumah yang luasnya 2 x 2 meter," tutur Jokowi.
The New York Times menyoroti gaya blusukan Jokowi dengan memberikan judul "Jokowi, a Governor at Home on the Streets" pada artikel yang ditulis Joe Cochrane. Di tulisan yang dimuat pada Rabu (25/9/2013), diceritakan bagaimana Jokowi berkeliling ke kawasan kumuh, pasar tradisional, dan tempat lainnya.
"Orang Indonesia shock melihat pemimpinannya keluar dari kantor mereka," tulis The New York Times.
Komentar Jokowi tentang blusukan juga dimuat oleh koran tersebut. Menurut Jokowi, di artikel itu, dia menemui orang-orang di jalan sebagai demokrasi di jalanan. "Saya menjelaskan program, kemudian saya mendapat masukan," kata Jokowi.
New York Times juga menggambarkan bagaimana Jokowi merupakan sebuah harapan di mana dia tidak menggunakan jabatan untuk memperkaya diri. Jokowi dipuji sebagai politisi bersih. Jokowi juga dinilai sukses membereskan PKL Tanah Abang dan menormalisasi Waduk Pluit.
Media AS ini juga menyebut Jokowi sebagai man of the people. Jokowi calon paling kuat menjadi presiden menggantikan SBY pada 2014. Tetapi, keputusan masih menunggu Megawati Soekarnoputri yang mengendalikan PDI Perjuangan, partai tempat Jokowi bernaung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.