Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teralis Besi, Api, Trauma, dan Evaluasi Jokowi

Kompas.com - 30/09/2013, 01:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua kebakaran maut terjadi di dua tempat di Jakarta, pekan lalu. Dalam kedua kejadian, ada satu hal yang sama, yaitu teralis besi.

Kebakaran pertama terjadi di Kemang Utara, Jakarta Selatan, Minggu (22/9/2013). Empat orang dipastikan tewas dan satu bayi tak bisa dipastikan keberadaannya.

Kebakaran kedua terjadi di Jalan Utama Jelambar, Jakarta Barat, Sabtu (28/9/2013) dini hari. Satu keluarga, terdiri dari empat orang, juga tewas.

Keberadaan teralis besi dalam kedua kebakaran itu diduga menjadi penyebab para korban tak bisa keluar rumah menyelamatkan diri. Kondisi korban pun tak terelakkan, mengenaskan.

Kebakaran di Kemang Utara bahkan disebut sebagai kebakaran terburuk sepanjang 2013 di wilayah Jakarta Selatan. "Dari 165 kejadian sepanjang tahun ini, kasus Kemang itu yang terparah," ujar Madanih, Kasudin Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan.

Terpaksa memasang teralis besi

Sejumlah warga Jalan Utama 9, RT 4/RW 11, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, menyadari pemasangan terali besi sangat berisiko pada keselamatan ketika terjadi musibah. Namun, kata mereka, pemasangan teralis terpaksa dilakukan, atas nama keamanan.

"Bayar uang keamanan Rp 20.000 ke hansip setiap bulan, tetap saja tidak membantu. Hansipnya jarang patroli," ungkap Santoso, salah satu warga, saat ditemui Kompas.com, Minggu (29/9/2013). Menurut dia, banyak pencurian spion mobil di garasi di wilayah itu.

"Hansipnya rajin datang cuma kalau nagih iuran keamanan bulanan aja. Sebulan antara Rp 20.000-30.000 per rumah," imbuh Jilie (43), penjual bakmi di kawasan itu. Polisi patroli pun, ujar dia, jarang ada. Maka, teralis menjadi pilihan warga untuk pengamanan.

Trauma kerusuhan 1998?

Ada sudut pandang lain diutarakan terkait maraknya pemasangan teralis besi. Faktor trauma lama.

Pengamat Sosial UI, Devi Rahmawati, menyebutkan, fakta di lapangan mendapatkan pemasangan teralis ini punya kaitan dengan trauma warga atas kerusuhan 1998. Selain teralis, mereka yang trauma pun memilih lokasi bangunan di tempat yang tinggi, dilengkapi portal pula.

Menurut Devi, solusi atas persoalan ini adalah menambah personel keamanan di kawasan permukiman. Namun, ujar dia, solusi terpenting adalah menghapus trauma warga.

Selain jangan sampai peristiwa kelam 15 tahun lalu terulang, tegas Devi, kepastian penegakan hukum atas tragedi menjelang reformasi itu pun harus dilakukan.

"Kekhawatiran kolektif masih muncul karena (dinilai) belum ada upaya serius pemerintah menuntaskan kasus itu. Terkesan ada pembiaran terhadap para pelaku," papar Devi. Nah!

Langkah Jokowi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com