Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ekstasi dan Sabu dari Belanda dan India Disita

Kompas.com - 02/10/2013, 14:38 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aparat Bea dan Cukai Jakarta bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dan Badan Narkotika Nasional berhasil menyita 118 butir ekstasi dan 200 butir sabu di Kantor Bea dan Cukai Jakarta, Pasar Baru. Barang bukti tersebut diketahui setelah petugas Kantor Pos Pasar Baru memeriksa barang mencurigakan dari Belanda dan India tersebut.

Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan (P2) Bea dan Cukai Pasar Baru Hatta Wardhana mengatakan, barang bukti berupa ekstasi dan sabu disita dalam pemeriksaan satu pekan. Upaya penyelundupan narkotika pertama diketahui pada 19 September 2013 melalui pemeriksaan rutin.

"Pemeriksaan dilakukan mendalam, yaitu kiriman pos dari luar negeri, seperti asal India, Belanda, Malaysia," ujarnya dalam jumpa pers, Rabu (2/10/2013) di Jakarta Pusat.

Ia mengatakan, petugas Kepala Pelayanan Prima Bea dan Cukai Kantor Jakarta Pusat dan petugas P2 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta (DJBC) melakukan pemeriksaan mendalam terhadap barang kiriman pos dari Belanda dengan disaksikan petugas Kantor Pos, Kamis (19/9/2013). Dari hasil pemeriksaan, ditemukan 11 keping CD dan styrofoam yang di dalamnya terdapat tablet warna ungu sebanyak 118 butir. Paket itu ditujukan kepada HMS dengan alamat Pondok Gede, Bekasi.

"Saat ini tersangka sudah diketahui, yaitu perempuan berinisial ESC yang sudah ditetapkan oleh penyidik BNN," kata Hatta.

Sementara itu, pada Rabu (25/9/2013), petugas Kantor Pos Pasar Baru dan P2 Kanwil DJBC juga memeriksa barang kiriman pos dari India yang diberitahukan berisi peralatan golf. Dari pemeriksaan, ditemukan dua set peralatan golf dan di dalam dinding kotak tersebut terdapat serbuk kristal putih seberat 200 gram. Paket itu ditujukan ke Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Hatta menambahkan, saat ini tersangka sudah diamankan BNN, yakni ES dan EP. Ketiga tersangka tersebut dikenai Pasal 102 huruf e Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Di tempat yang sama, Kepala Humas BNN Sumirat Dwiyanto menuturkan, India dan Belanda merupakan sumber pasokan narkoba terbesar di Indonesia. Paket kiriman biasanya ditujukan ke alamat fiktif dan nama penerimanya ternyata sudah meninggal dunia. Sumirat mengatakan, tersangka ES dan EP merupakan residivis kasus narkoba.

"Ada ES dan EP yang ternyata seorang mantan narapidana yang tiga minggu lalu baru keluar dari LP Cipinang," kata Sumirat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com