"Anggaran dari Pemprov DKI itu Rp 12 miliar per tahun, tapi dana tersebut tidak digunakan untuk pembinaan satu persen pun," kata Muhammad, salah satu pengusaha konveksi, di Perkampungan Industri Kecil Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2013).
Muhammad memaparkan, sudah delapan tahun pengusaha di PIK tidak pernah diberikan pelatihan atau pembinaan. Padahal, mereka berharap mendapat pembinaan agar lebih terampil sehingga mampu bersaing dengan pengusaha lainnya.
Menanggapi itu, Kasubag TU Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Industri Kecil Pulogadung, Endradjaya, mengatakan, pihak UPK sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan para pengusaha. Namun, hanya sedikit pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut.
"Kita beberapa kali mengadakan coffee morning, tapi cuma 18 pengusaha yang hadir pada saat itu. Padahal, coffee morning ini kan tujuannya biar kita bisa sharing kalau ada keluhan atau masukan," kata Endradjaya.
Endra menambahkan, pihak UPK juga sudah mengikutkan para pengusaha tersebut di dalam acara-acara pameran. Selain itu, UPK juga sudah menyediakan mesin-mesin pendukung produksi usaha, seperti mesin press untuk sepatu dan tas, dan mesin bubut.
Diingatkan dia, para pengusaha rumahan itu telah diikutkan dalam acara Inacraft. Melalui Inacraft, diharapkan para pengusaha tersebut dapat lebih berkembang.
Perkampungan Industri Kecil Pulogadung atau PIK Pulogadung adalah perkampungan industri rumahan. Para warga di daerah tersebut sebagian besar adalah pengusaha konveksi, tas, dan industri rumahan lainnya. Perkampungan tersebut sudah ada sejak tahun 1983. Saat ini, para pengusaha di tempat itu merasa kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Mereka merasa PIK saat ini sudah mulai meredup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.