Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komponen Monorel Masih Impor, Rakitnya di Indonesia

Kompas.com - 03/10/2013, 17:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gerbong kereta monorel yang akan beroperasi di Jakarta sebagian besar akan dibuat di Indonesia. Hanya 30 gerbong yang akan diimpor dari China.

"Dari 200 wagon (gerbong), kereta ke 31 ke atas nanti mulai kita assembly di Indonesia," kata Komisaris Utama PT Jakarta Monorail Edward Soeryadjaya, di Garden Resto Satoo, ShangriLa Hotel, Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Meski begitu, kata Edward, komponennya masih impor. Hanya perakitannya saja dilakukan di Indonesia.

PT Jakarta Monorail juga akan menggandeng PT INKA sebagai mitra untuk proses pembuatan pabrik kereta. PT INKA, menurutnya, telah menyepakati untuk bergabung dalam pembuatan pabrik kereta serta perakitan gerbong monorel tersebut.

"Jadi hanya karena keterbatasan waktu belum bisa dijabarkan lebih rinci keterlibatan PT INKA dalam bentuk perjanjian," ujarnya.

Sementara itu, untuk pengerjaan monorel, PT Jakarta Monorail bekerja sama dengan China Communications Construction Company Ltd (CCCC). Penanda-tanganan kerja sama disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama kepala negara China Xi Jinping.

Berdasarkan kesepakatan itu, pihak CCCC akan merancang dan membangun proyek monorel serta mengembangkan sistem stasiun yang terintegrasi. CCCC merupakan BUMD negara China yang pernah terlibat dalam proyek pengerjaan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).

"Kami memberikan kepercayaan kepada mitra kami untuk membangun sampai selesai," ujar Edward.

Rencananya, pembangunan akan dimulai dengan tahap I yang bakal memakan waktu selama 3 tahun. Awal pengerjaannya akan dimulai dengan groundbreaking pada 16 Oktober 2013.

"Jadi dua minggu lagi. Yang kita harapkan terjadi dan dilakukan Bapak Gubernur Joko Widodo, untuk melaksanakan pemancangan tiang utama," ujarnya.

Rencana pembangunan monorel Jakarta terdiri dari dua jalur, yang terdiri dari Green Line dan Blue Line. Green Line atau jalur hijau terbentang sepanjang 14,3 kilometer dengan 16 stasiun dari Palmerah ke Kuningan melalui Sudirman. Sementara Blue Line atau jalur biru terbentang sepanjang 13,7 kilometer dengan 14 stasiun dari Kampung Melayu sampai Grogol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com