Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis Bawa Uang Rp 3,5 Juta di Mampang Prapatan

Kompas.com - 03/10/2013, 17:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan (Sudinsos Jaksel) menangkap seorang pengemis yang membawa uang sebesar Rp 3,56 juta di depan Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Uang tersebut disimpan di dalam karung besar berisi botol-botol bekas.

Kepala Seksi Penertiban dan Rehabilitasi Sudinsos Jaksel Miftahul Huda mengatakan, pengemis tersebut diketahui bernama Enot (71), asal Rangasdengklok, Jawa Barat. Uang disimpan di dalam kantong plastik hitam dan dalam berbagai pecahan mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 50.000.

"Saat mau diamankan karungnya, Enot tidak mau melepaskan. Ternyata saat botol-botol dikeluarkan, ada uang yang jumlahnya jutaan tersimpan. Tidak ada recehan koin," ucap Miftahul saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/10/2013).

Menurut Miftahul, dari keterangan Enot, uang tersebut dikumpulkan dalam waktu 10 hari. Meskipun hidup seorang diri di Jakarta dan tidak memiliki tempat tinggal tetap, nenek berusia 71 tahun ini bisa menghidupi dirinya lebih dari cukup. Dengan berbekal muka memelas dan membawa karung besar, Enot mengais rezeki dengan mengemis dan memulung.

"(Uang itu) dia buat makan saja, kan nenek-nenek suka menyimpan uang. Hidup sendiri di Jakarta, ya tidur di mana saja, yang penting cari uang," kata Miftahul.

Enot ditangkap dalam penertiban yang dilakukan pada Jumat (27/9/2013) pekan lalu. Dalam penertiban di hari tersebut, Sudinsos Jaksel menciduk 19 pengemis di sejumlah tempat. Pada Sabtu (28/9/2013), diringkus lagi 5 pengemis di tempat berbeda.

Miftahul mengatakan, pihaknya kerap mendapatkan pengemis yang membawa uang. Kebanyakan pengemis bahkan masih berusia produktif dan tanpa cacat fisik. "Yang uangnya banyak itu perempuan biasanya. Tapi paling banyak Rp 1 juta-Rp 2 Juta. Tidak pernah sebanyak yang dibawa Enot ini," ucapnya.

Selanjutnya, Enot beserta pengemis-pengemis lain yang terjaring penertiban dikirim ke Panti Sosial Bina Insani (PSBI) Bangun Daya, Cipayung, Jakarta Timur.

Miftahul mengatakan, Dinas Sosial DKI Jakarta sangat mengharapkan dukungan nyata dari masyarakat untuk memberantas pengemis di jalanan. Ia mengimbau warga tidak memberikan uang tunai langsung di jalan kepada para peminta-minta. Bantuan hendaknya disalurkan melalui yayasan-yayasan sosial ataupun rumah ibadah yang dikelola secara resmi.

"Kalau memberi uang di jalan, akan mendidik mereka menjadi pemalas. Pembinaan akan percuma karena mereka tetap akan kembali ke jalanan," kata Miftahul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com