Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyiraman Air Keras di Bus PPD Terencana

Kompas.com - 04/10/2013, 19:16 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ciri-ciri pelaku penyiraman air keras di bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Tanah Abang di Jatinegara telah dikantongi polisi. Diduga, pelaku sudah merencanakan aksinya.

"Penyelidikan sementara diduga pelaku lima orang. Kami sudah mengantongi identitas sekolah pelaku penyerangan, mereka mengenakan seragam olahraga salah satu sekolah," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Kombes Polisi Mulyadi Kaharni di Mapolres Jakarta Timur, Jumat (4/10/2013).

Mulyadi mengatakan, saat ini pihaknya tengah memburu pelaku utama penyiraman air keras yang mengakibatkan 13 penumpang bus mengalami luka bakar. Pelaku tersebut naik ke atas bus dan menyiramkan cairan ke arah pelajar dan turut melukai penumpang lain.

"Setelah itu, pelaku langsung turun dan pergi. Ciri-ciri pelaku sudah teridentifikasi, saat ini Resmob Polres Metro Jaktim masih memburu mereka," ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Kadis Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto meragukan kalau para pelaku penyiraman air keras di bus PPD adalah para pelajar. "Buktikan dulu itu pelajar atau bukan. Kalau korban, di antaranya memang ada yang pelajar," kata Taufik saat dihubungi wartawan.

Taufik meminta kasus ini diusut secara tuntas terlebih dahulu agar dapat dibuka dengan sejelas-jelasnya. Dia khawatir ada oknum yang memancing di air keruh ingin membuat kekisruhan.

"Bisa saja ada oknum yang memancing di air keruh ingin membuat kekisruhan di antara pelajar. Karena sejak Maret sampai saat ini, sudah minim tawuran, apalagi yang kami khawatirkan terjadinya tawuran 30 September tidak terjadi," ujarnya.

Namun, bila memang nanti setelah penyelidikan terbukti pelaku adalah para pelajar, Taufik berharap hasil penyelidikan dibuka seluas-luasnya. Selain itu, pelajar tersebut harus diberikan hukuman yang tegas.

"Kalau memang pelajar, harus dihukum secara tegas tidak ada lagi pelajar dikembalikan ke orangtua, mereka harus dihukum seusuai aturan negara," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Megapolitan
Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil 'Live' Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil "Live" Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com