Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Minimnya Fasilitas Toilet dan Musala di Ajang "PKL Night Market"

Kompas.com - 06/10/2013, 20:23 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menggelar hajatan buat para pedagang kaki lima dan warga lewat acara Kaki Lima Night Market, yang digelar untuk pertama kalinya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2013), memang patut diapreasiasi.

Ke depan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berniat menggelar acara tersebut  tiap minggu, pada Sabtu malam. Ia bahkan berniat menyempurnakan acara tersebut hingga betul-betul memberikan kenyamanan kepada semua pihakyang terlibat dalam acara tersebut.

Pada acara yang digelar Sabtu kemarin, ribuan warga tumpah ruah memadati kawasan di helatnya acara Kaki Lima Night Market. Tak hanya warga lokal sejumlah turis pun bahkan sempat terlihat menikmati suasana malam tersebut.

Meski disambut antusias, tak semua acara berjalan mulus. Sejumlah pengunjung mengeluhkan tak adanya fasilitas umum yang memadai, dari mulai sarana kamar kecil, musala, hingga kurangnya antisipasi terhadap datangnya hujan. 

"Saya sih bingung ya cari kamar mandi sama musala, kayaknya enggak ada petunjuk ataupun pemberitahuan lokasinya, kalau kita harus ke Monas kan kejauhan," ujar Mutia (53), salah satu pengunjung, yang ditemui di kawasan Night Market, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2013).

Bukan hanya Mutia, pengunjung lainnya, Putri (31) yang membawa anaknya yang berusia 3 tahun bersama ibunya, juga mengaku sama. Putri yang baru pertama kali ke Monas merasa  kebingungan ketika harus mancari kamar kecil karena minimnya papan petunjuk di lokasi acara. 

Dari pemantauan kompas.com, ketersediaan kamar kecil berada di Monumen Nasional (Monas), sejumlah mobil WC umum tersedia di sana. Namun untuk menuju ke Monas dari Jalan Merdeka Selatan sisi selatan, pengunjung yang hadir perlu menyeberang Jalan Merdeka Selatan sisi utara terlebih dahulu. Jarak dari lokasi menuju mobil WC umum lumayan jauh.

Selain Monas opsi lain adalah di gedung-gedung di pinggir Jalan Medan Merdeka Selatan. Salah satu gedung yang menyediakan toilet adalah Gedung Balai Kota, di sana terdapat kamar kecil di sebuah musala dan juga di kantor Trantib di Balai Kota. Namun tidak semua gedung-gedung lain di pinggir jalan Merdeka selatan mau menyediakan kamar kecil untuk pengunjung.

Tak hanya keterbatasan toilet, ketersediaan musala pun kurang diperhatikan. Para pedagang dan pengujung mengaku kesulitan untuk mencari musala. Rahmi (31), salah satu pengunjung asal Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengaku kesulitan menemukan musala yang bisa digunakan untuk salat magrib. 

"Setahu saya di Monas paling salatnya, tapi jauh banget. Padahal sudah masuk waktu magrib," ujarnya.

Karena kurang tersedianya fasilitas musala, banyak dari pengunjung menumpang di pos satpam terdekat di kawasan Jalan Merdeka Selatan. Salah satunya, di kantor satpam di gedung STO Gambir. Pengunjung terlihat menggunakan ruangan satpam berukuran 2X2 m menjadi musala umum. Sayangnya lagi, sejumlah perempuan mengaku kerepotan lantaran tak adanya ketersediaan mukena di tempat tersebut.

Hal lain yang menjadi keluhan warga adalah tidak adanya antisipasi panitia menyediakan tenda bagi warga untuk berteduh, bila hujan datang tak terduga seperti kejadian Sabtu malam.

Menurut Toni (23), salah satu pengunjung, mengatakan, seharusnya disediakan pula tenda-tenda khusus pengunjung baik di pinggir trotoar ataupun di tengah-tengah antara stan kuliner yang berjejer di kedua sisi trotoar.

Hujan tidak menguyur kawasan tersebut kemarin, tak hanya berpengaruh pada pengunjung, tetapi pada proses jual beli. Proses jual beli yang awalnya menggunakan e-money tersendat karena dimatikannya aliran listrik ke stan-stan. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu petugas dikarenakan instalasi listriknya belum dikondisikan untuk keadaan hujan. Sehingga setelah hujan berhenti baru e-money terlaksana kembali.

Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta mengatakan, kegiatan ini adalah sebagai uji coba, di mana apabila berhasil akan menunjukkan bahwa PKL itu dapat ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga menarik pembeli.

Acara ini cukup menyita perhatian masyarakat di seluruh Jakarta.  Hal tersebut merupakan kesempatan untuk memperkenalkan segala kebudayaan khas khususnya Jakarta yang merupakan Ibukota Indonesia. Dengan pengenalan yang baik, dan acara yang nyaman dan aman tentunya dapat membuat acara ini berlangsung terus menerus dengan citra yang positif baik nasional maupun internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com