Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Beberkan Alasan Penunjukan Hashim untuk Urus Ragunan

Kompas.com - 08/10/2013, 14:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Gubernur DKI Joko Widodo membeberkan alasan kenapa ia menunjuk Hashim Djojohadikusumo sebagai Ketua Pengawas Taman Margasatwa Ragunan.

Dalam sambutannya pada pembukaan dialog publik di pusat rehabilitasi primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2013), Jokowi, begitu ia biasa disapa, bercerita bahwa saudara kandung Prabowo Subianto itu sempat ragu menerima pinangannya  tersebut.

"Setahun lalu, waktu cerita-cerita sama Pak Hashim, saya tahu beliau cinta binatang. Langsung saya sampaikan, 'Pak, gimana kalau Bapak ikutan ngurus Ragunan'. Beliau bilang, 'Wah, nanti dikira politik balas budi lagi'. Saya jawab, 'Ndaklah, nanti saya yang tanggung jawab'," ujar Joko Widodo menceritakan soal pertemuannya dengan Hashim kala itu.

Dalam pertemuan itu, Jokowi yakin kecintaan Hashim kepada satwa membuatnya terpanggil menerima pinangannya untuk turut mengurus Ragunan. Benar saja, beberapa hari kemudian, Hashim mengiyakan permintaan Jokowi.

Jokowi pun mengaku keberadaan Hashim di Ragunan adalah right man in the right place.

"Saya jadi tak ragu lagi kalau mau melepas uang miliaran atau triliunan karena sudah ada orang yang mengawasi penggunaannya," ujar Jokowi.

Jokowi berharap, keberadaan Hashim di Taman Margasatwa Ragunan dapat menjadikan tempat tersebut sebagai tiga fungsi utama, yakni konservasi satwa, penelitian, serta pusat rekreasi masyarakat DKI.

Dalam kesempatan yang sama, Hashim mengaku siap mengemban tugas besar tersebut. Sejak masuk menjadi ketua pengawas, ia memprogramkan 12 hal di Ragunan, di antaranya adalah perbaikan kandang, perbaikan infrastruktur beberapa wahana, perbaikan pagar demi sistem keamanan, penjernihan air minum, dan sebagainya.

"Sejujurnya, masalah yang ada ternyata tidak seburuk yang saya dengar dari masyarakat. Tapi, kita harus fair, ada kelemahan yang harus kita benahi. Misalnya, air minum satwa, yang selama ini dari kali, kotor, bagaimana menjernihkan," ujarnya.

Saat ini, yang tengah dilakukan adalah menggelar dialog publik dan pencinta satwa soal bagaimana desain makro Ragunan ke depan. Jika desain itu telah disepakati, pihaknya akan menyerahkan ke Pemprov DKI untuk menyelaraskannya dengan anggaran yang dibutuhkan.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com