Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakepsek SMK 1: Siram Air Keras, Tompel Membabi Buta

Kompas.com - 08/10/2013, 17:01 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Kepala Sekolah SMK 1 Jakarta M Bakri Akkas menyesalkan penyiraman air keras yang dilakukan oleh salah seorang siswanya, RN, alias Tompel. Menurutnya, siswa kelas XII itu dalam kondisi membabi buta.

Mewakili sekolah, Bakri menyatakan permintaan maaf atas perilaku siswanya itu. Menurutnya, pihak sekolah tidak menginginkan hal tersebut terjadi.

"Karena apa pun ini adalah musibah. Saat itu, RN dalam posisi membabi buta," tuturnya saat ditemui Kompas.com di SMKN 1, Jalan Boedi Oetomo, Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Bakri mengatakan, teman-teman RN juga menyesalkan penyiraman bahan kimia berbahaya itu, yang menyebabkan 13 orang mengalami luka-luka. Terlebih lagi, sampai ada siswa dari SMKN 34 yang ikut terluka. Padahal, yang disasar adalah siswa SMKN Karya Guna.

"Semoga tidak ada masalah di belakang dengan SMK Karya Guna. Selain itu, yang paling penting, apa yang sudah bagus hubungannya mereka dengan SMKN 34 jangan sampai rusak karena masalah ini," ujarnya.

Pihak sekolah, lanjut dia, juga berniat memberikan sumbangan kepada korban penyiraman air keras. Alumni SMKN 1 Jakarta juga mendukung rencana tersebut. Namun, keputusan baru diambil menunggu kepala sekolah yang sedang tidak ada di tempat.

"Untuk membantu korban air keras, kalau alumni silakan. Kita tunggu bagaimana nanti kita rapatkan karena kaitannya sudah dengan unsur luar. Kepsek tidak ada di tempat, jadi kita serba salah," jelas Bakri.

Pihak sekolah juga masih menunggu petunjuk dari Dinas Pendidikan terkait masalah tersebut. "Kita kan sekolah, ada petunjuk dari Dinas Pendidikan, Suku Dinas Pendidikan, kalau ada petunjuk kita jalani," tegasnya.

Terkait status Tompel di sekolah, Bakri masih menunggu proses administrasi penertiban. Pihak sekolah tidak ingin gegabah memutuskan nasib Tompel yang kini duduk di kelas akhir.

Tompel saat ini masih ditahan di Mapolres Jakarta Timur. Dia ditangkap tanpa perlawanan saat sedang asyik nongkrong bersama rekan-rekannya di Perumahan Villa Mutiara Gading Kebalen, Bekasi, Sabtu (5/10/2013) malam.

Ia mengaku telah menyiramkan air keras jenis soda api ke arah belasan penumpang di bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jumat (4/10/2013) sekitar pukul 06.20.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com