Bakir menuturkan, RN merupakan salah satu siswa yang tidak pernah membuat keonaran di lingkungan sekolah dan membantah kepada guru-gurunya.
"Di sekolah anaknya baik, kalem, enggak banyak ngelawan sama guru, makanya banyak orang yang simpatik kepada RN," ujar Bakir saat ditemui Kompas.com di SMKN 1 Jakarta, Jalan Boedi Oetomo, Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Bakri juga khawatir Tompel tidak bisa mengukuti Ujian Nasional 2014. Menurutnya, walaupun perbuatannya sudah melampaui batas, anak tersebut masih punya masa depan yang cerah. Umurnya juga masih 18 tahun.
"Kalau sudah dijatuhi vonis menjadi narapidana bagaimana? Saya sebagai seorang guru, yang saya bayangkan, belum tentu ke depan dia akan bertindak seperti itu, dia masih punya masa depan," kata dia.
"Bisa jadi kelak dia akan menjadi orang yang sukses. Mudah-mudahan ada celah untuk dia (RN) mengikuti UN," ujarnya lagi.
Terkait penyiraman air keras oleh RN, pihak sekolah akan menunggu putusan tertinggi, yaitu rapat dewan guru untuk memberi kesempatan RN menamatkan pendidikan di SMKN 1 Jakarta.
Tompel saat ini masih ditahan di Mapolres Jakarta Timur. Dia ditangkap tanpa perlawanan saat sedang asyik "nongkrong" bersama rekan-rekannya di Perumahan Villa Mutiara Gading Kebalen, Bekasi, Sabtu (5/10/2013) malam. Ia mengaku telah menyiramkan air keras jenis soda api ke arah belasan penumpang di bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jumat (4/10/2013) sekitar pukul 06.20.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.