JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung SD Negeri 1 Duri Kepa di Jalan Duri Kepa Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, masih terbengkalai, kosong, sejak api melalap bangunan itu pada 25 Mei 2012. Sebagian atapnya hilang, sedangkan sebagian lagi hangus. Sebagian cat tembok hijau dan kuning yang mendominasi gedung kusam terkelupas.

Azan dari mushala sekolah, Darul Ulum, tak lagi berkumandang. Sebab, mushala sudah dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan sekolah yang selamat dari kebakaran, seperti lemari, meja-kursi, sejumlah piala, piagam, dan papan tulis. Sebanyak 215 siswa SD tersebut, kata Kepala Sekolah Nelly Marali, yang ditemui hari Selasa (8/10), mengungsi belajar ke gedung SD Negeri 11 dan 12 Duri Kepa yang bersebelahan letaknya. Jika sebelumnya mereka bersekolah pada pagi hari, setelah mengungsi mereka bersekolah pada siang hari. Karena hal tersebut, sebagian orangtua memilih memindahkan anak mereka ke sekolah lain.

"Sudah ada sekitar 20 siswa yang pindah sekolah karena orangtua siswa menilai tidak efektif bersekolah di siang hari. Anak-anak mereka tidak bisa lagi belajar mengaji pada sore hari," ujar Nelly dengan wajah murung.

Para siswa bersekolah di pengungsian pukul 12.30-17.00. Kosongnya gedung dan halaman sekolah itu dimanfaatkan penjaga sekolah Nur Ali (50) untuk menampung pedagang ternak menjelang Idul Adha. "Yang dagang masih saudara saya juga. Namanya Haji Rusdi. Dia dagangnya cuma kalau menjelang Idul Adha. Sudah dua kali Idul Adha ini dia dagang kambing di sini. Tahun ini baru buka sejak Minggu (6/10)," kata Nur Ali, yang tinggal di Jalan Asem, RT 001 RW 012, Kebon Jeruk.

Siang itu tampak 12 sapi berdiri berderet di depan kelas-kelas. Sebagian sapi diikat di pintu masuk. "Hasil jualannya lumayan. Tahun lalu ada 20 kambing yang terjual. Kemarin baru laku seekor sapi," ucap Nur Ali.

Sementara itu, Nelly mengaku tidak pernah memberikan izin, tetapi juga tidak melarang Nur Ali membuka lapak di sana. Ia berniat membantu Nur Ali yang sudah bekerja sebagai penjaga sekolah puluhan tahun.

Menurut dia, kehadiran hewan-hewan ternak itu tidak mengganggu proses belajar dan mengajar anak-anak. Bahkan, ternak-ternak kurban itu jadi tontonan yang menghibur siswa. "Bisa buat hiburan melepas lelah anak-anak," tutur Nelly.

Ketika ditanya tentang rencana renovasi gedung sekolah, Nelly mengatakan, menurut rencana baru akan direnovasi dengan dana APBD tahun 2014. "Kami sudah mengajukan usulan renovasi lewat Sudin Dikdas Jakarta Barat, enam bulan setelah kebakaran," ungkap Nelly.

Pemerhati pendidikan Arief Rachman, ketika dihubungi terpisah, menduga renovasi sejumlah gedung sekolah tertunda karena adanya program Kartu Jakarta Pintar. Sudin Dikdas Jakarta Barat menargetkan perbaikan 16 gedung SD dan SMP sampai akhir tahun ini. (Win)