Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Jokowi dan Realisasi Penataan Kampung Kumuh

Kompas.com - 14/10/2013, 19:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penataan permukiman kumuh, bantaran sungai, hingga waduk merupakan sasaran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sejak awal menjabat. Menggeser, bukan menggusur, warga bantaran sungai maupun waduk ke dalam rumah susun serta merevitalisasi permukiman kumuh menjadi kampung deret adalah program andalan pasangan pemimpin tersebut.

Data dari Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI menyebutkan, setidaknya ada 392 RW yang tinggal di area kumuh Jakarta. Sebagian di antaranya merupakan permukiman di bantaran sungai atau waduk. Dari jumlah itu, ada 26 lokasi yang memenuhi syarat penataan menjadi kampung deret.

Di Jakarta Pusat, lokasi penataan kampung itu terdapat di Kelurahan Petojo Utara, Kemayoran, Utan Panjang, Galur, Tanah Tinggi, Karang Anyar, Bungur, Bendungan Hilir, Cempaka Putih Barat, dan Kebon Sirih. Di Jakarta Utara, lokasinya berada di Kelurahan Pejagalan, Tugu Utara, Cilincing, Semper Barat, Marunda, dan Pademangan Timur.

Sementara itu, kampung-kampung di Jakarta Barat yang patut ditata terletak di Kelurahan Tambora, Kalianyar, dan Kapuk. Demikian pula kampung di Kelurahan Petogogan, Gandaria Selatan, dan Pasar Minggu di Jakarta Selatan serta Kelurahan Klender, Pisangan Timur, Jatinegara, dan Cipinang Besar Selatan di Jakarta Timur.

Fabian Januarius Kuwado Wahyu Tri (50) berada di rumah susun Pinus Elok, rumah yang akan ditempatinya bersama 350 kepala keluarga lainnya. Tri yang sebelumnya tinggal di Waduk Ria Rio itu tak punya pilihan lain selain tinggal di rusun.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Yonathan Pasodung mengatakan, saat ini tengah dilakukan proses penerbitan Surat Keputusan (SK) Gubernur tentang mekanisme penataan kampung itu. "Karena mekanismenya bantuan sosial, harus ada SK Gubernur-nya. Rancangannya sudah dikirim ke Biro Prasarana Kota. Akhir tahun ini selesai," ujar Yonathan kepada wartawan pada pekan kedua Oktober.

SK itu mengatur mekanisme pemberian bantuan sosial berdasarkan nama dan alamat warga atau by name by address. Di dalam rancangan SK telah tercantum nama warga yang menerima bantuan, jumlah bantuan yang diberikan, serta alamat rumah yang akan ditata. Dengan demikian, pemberian uang renovasi rumah tepat sasaran.

"Desain kampung deretnya sesuai dengan kemauan warga. Tapi sesuai perjanjian awal, 1 meter itu diberi Rp 1,5 juta dan maksimal 36 meter persegi. Jadi maksimal Rp 54 juta uangnya," kata Yonathan.

Penataan kampung tidak sampai di situ. Setelah rumah warga selesai ditata, penataan dilanjutkan ke infrastruktur di sekeliling rumah, misalnya pelebaran jalan, penambahan lampu jalan, pengadaan taman, dan perbaikan saluran drainase. Namun, penataan lingkungan itu diserahkan kepada Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda di masing-masing wilayah.

Kampung deret di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, menjadi contoh penataan kampung tadi. Kampung deret tersebut dibangun pada pertengahan 2013 dan tidak termasuk dalam 26 kampung di atas. Pendanaan kampung deret Tanah Tinggi tidak menggunakan APBD, tetapi dari program corporate social responsibility (CSR).

Target relokasi 5.000 KK

Hingga kini, program relokasi warga dari Jokowi-Basuki telah memindahkan 2.010 kepala keluarga dari warga bantaran Waduk Pluit di Jakarta Utara dan Waduk Ria Rio di Jakarta Timur. Warga di sana dipindahkan ke sejumlah rumah susun sewa di Ibu Kota. Masih ada ribuan kepala keluarga di Sungai Ciliwung belum bisa direlokasi karena terbentur aturan pembebasan lahan yang diterbitkan pemerintah pusat.

Yonathan mengatakan, jika pembangunan rumah susun di Muara Baru, Pulogebang, serta Daan Mogot bisa rampung tahun ini, maka diharapkan 5.000 KK di area kumuh bisa dipindahkan.

Mengenai target membangun 100 blok rusun per tahun, Yonathan mengatakan bahwa Dinas Perumahan dan Gedung Pemda telah membangun 25 blok rusun. Rusun itu terdiri dari 2 blok di Pulogebang, 8 blok di Daan Mogot, 8 blok di Muara Baru, dan 6 blok di Rawa Bebek. Saat ini ada 10 blok rusun yang masih tahap lelang. Lokasinya di Jatinegara Kaum sebanyak 2 blok, Cipinang Besar Selatan 2 blok, Pulogebang 2 blok, dan Tambora 2 blok.

Patut diapresiasi

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan, dari seluruh program Jokowi-Basuki, memindahkan warga Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio ke rumah susun merupakan keberhasilan yang patut diapresiasi. "Karena program relokasi ini sangat dihindari oleh pemerintahan sebelumnya. Mereka enggan konfrontasi, padahal perda-nya sudah ada. Kalau Jokowi beda," ujarnya.

Meski demikian, Nirwono mengingatkan agar Jokowi segera mengesahkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah hingga tahun 2013 tersebut. RDTR merupakan rencana konkret dan detail pembangunan sebuah kota.

Nirwono khawatir, jika RDTR belum juga rampung, maka permukiman kumuh di Jakarta tak terdata dengan baik. Data selama ini hanya mengacu pada Badan Pusat Statistik. Data ini perlu agar penataan kampung dapat dilakukan secara terorganisasi dan berkelanjutan.

"Jika RDTR belum rampung, semua program berarti spontan, tidak terencana. Begitu misalnya Jokowi nyapres, tidak berkelanjutan. Pasti berhenti di tengah jalan, kan sayang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com