Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus Setahun Jokowi-Basuki Menata Jakarta

Kompas.com - 15/10/2013, 17:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengapresiasi sejumlah langkah yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dalam menata Jakarta selama satu tahun terakhir. Meski demikian, ada sejumlah catatan yang perlu diperhatikan Jokowi-Basuki dalam memperbaiki Ibu Kota.

Nirwono mengatakan, catatan memuaskan dari kepemimpinan Jokowi-Basuki terjadi pada dua program kerja, yakni penataan pedagang kaki lima (PKL) serta relokasi warga bantaran sungai dan waduk ke rumah susun. Dua program ini biasanya dihindari oleh pemerintah karena beragam alasan, salah satunya adalah tingkat kesulitan yang tinggi.

"Penataan PKL dan warga di permukiman kumuh sudah ada perda-nya, yaitu Nomor 8 Tahun 2007. Tapi kenapa baru sekarang? Ini terobosan yang patut diapresiasi semua," ujar Nirwono kepada Kompas.com, Senin (14/10/2013).

Oleh karena itu, Nirwono memaklumi jika Jokowi baru dapat merelokasi 1.020 kepala keluarga (KK) ke rusunawa, sementara target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun ini memindahkan 5.000 KK. Salah satu kesulitan memindahkan warga itu, kata Nirwono, adalah jumlah rusun yang belum sebanding dengan jumlah warga yang akan direlokasi.

Kesulitan membangun rusun untuk warga itu, antara lain, ketiadaan lahan sehingga Pemprov DKI harus membebaskan lahan. Pembebasan lahan itu terbentur aturan main pemerintah pusat sehingga membutuhkan waktu lama.

Khusus soal penataan PKL, Nirwono mencatat, hanya penataan Pasar Blok G Tanah Abang yang bisa dianggap berhasil. Adapun penertiban PKL di Pasar Minggu, Pasar Jatinegara, dan Pasar Gembrong belum memuaskan secara signifikan.

Merintis transportasi massal

Catatan cukup baik dari Jokowi-Basuki, kata Nirwono, adalah merintis transportasi cepat massal atau mass rapid transit (MRT). Pembangunan MRT tahap pertama ini ditandai dengan groundbreaking pada 10 Oktober 2013. Selain itu, Jokowi juga akan memulai groundbreaking pembangunan monorel pada Rabu (16/10/2013). Meski MRT baru akan dinikmati pada 2018 dan monorel pada 2016, paling tidak Pemprov DKI telah mulai merintis transportasi massal.

Meski demikian, Nirwono menyayangkan rencana mendatangkan 4.000 bus, yang terdiri atas 3.000 bus ukuran sedang dan 1.000 bus transjakarta, pada akhir 2014. Rencana ini meleset setengah tahun dari perkiraan awal.

Menurut Nirwono, sambil menunggu pengadaan bus itu, Jokowi-Basuki bisa saja mengerjakan hal kecil untuk mengurangi kemacetan sehari-hari di Jakarta. "Contoh kecilnya, buat jalur sepeda saja. Saya yakin itu akan berdampak besar bagi masyarakat sambil menunggu program yang besar," ujarnya.

Revitalisasi saluran air

Soal penanganan banjir, Jokowi melaksanakan 10 langkah awal mulai dari normalisasi waduk, sungai, kali penghubung dan kali submikro, sampai perbaikan 73 pompa. Dalam catatan Nirwono, Jokowi baru menormalisasi empat waduk, yakni Pluit, Ria Rio, Tomang Barat, dan Pondok Labu. Padahal, Jakarta punya 40 waduk situ atau embung yang kondisinya memprihatinkan.

Demikian juga soal normalisasi sungai. Dari 13 sungai besar di Jakarta, Jokowi baru menormalisasi empat sungai, yakni Ciliwung, Angke, Pesanggrahan, dan Sunter. Itu pun tidak dilakukan di seluruh ruas, tetapi pada ruas-ruas tertentu yang bebas dari permukiman.

Nirwono mengatakan, seharusnya revitalisasi saluran air mikro hingga makro dimasukkan dalam program pencegahan banjir di Jakarta. Hal itu perlu mengingat kondisi saluran air yang jelek merupakan salah satu penyumbang banjir terbesar di Ibu Kota. Kendala paling dominan adalah sampah dan tidak terhubungnya saluran dengan baik.

Kurnia Sari Aziza Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengecek keadaan gorong-gorong di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2012). Tinjauan itu dilaksanakannya untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota terutama di jalan protokol Jakarta.

"Contohnya gorong-gorong di Sudirman-Thamrin yang dulu Jokowi pernah masuk. Itu kan sudah tak layak lagi. Curah hujannya berapa, luasnya cuma berapa. Saya khawatir, jika saluran air luput dari perbaikan, bakal banjir lagi," kata Nirwono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com