Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Malu DKI Tak Bisa Jadi Contoh Provinsi Lain

Kompas.com - 17/10/2013, 14:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa Jakarta belum dapat menjadi barometer kesuksesan penyelenggaraan pemerintah daerah. Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI atas evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD).

"Kita agak malu, ternyata di Pemprov DKI yang kita harapkan menjadi sebuah barometer untuk sebuah model, tidak bisa kita penuhi," kata Basuki saat memberikan pengarahan di Balaikota Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Basuki mengatakan, proses seleksi dan promosi jabatan terbuka atau lelang jabatan lurah dan camat beberapa waktu lalu dilakukan untuk memperoleh sumber daya manusia (SDM) terbaik. Namun, ternyata sebagian besar hasil lelang jabatan itu tidak memuaskan.

Ia berharap, setelah pelaksanaan lelang jabatan, tidak ada lagi yang korupsi atau ditangkap polisi. Namun, baru-baru ini ada lurah yang tertangkap oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Timur atas dugaan penyelewengan dana APBD DKI sebesar Rp 450 juta.

Dalam pengarahannya, Basuki mengatakan bahwa nilai-nilai proyek di Jakarta terlalu mahal. Ia mencontohkan, untuk membangun rumah sakit di Jakarta, biayanya bisa mencapai Rp 10 juta per meter persegi. Adapun pembangunan rumah sakit mewah dan lengkap di Solo hanya seharga Rp 6 juta per meter persegi.

"Jadi, benar apa kata orang, ketika kita cek ke lapangan, ternyata kontraktor yang menang itu mengalihkan pekerjaan kepada subkontraktor, jadi mutunya lebih rendah," kata Basuki.

Basuki menyebutkan, kontraktor pemenang proyek tersebut biasanya juga memenangi proyek-proyek lain pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Basuki meminta kepada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI untuk segera menyelesaikan program e-budgeting. Ia juga meminta untuk mempercepat proses pengadaan barang melalui e-catalog oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Dua hal itu diharapkan dapat mengurangi kegagalan lelang dan penggelembungan anggaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com