Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 7 Tahun Dicabuli Ayah Temannya di Bogor

Kompas.com - 17/10/2013, 19:05 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Seorang lelaki berinisial Dni (35) babak belur dipukuli oleh warga karena mencabuli bocah perempuan berinisial NSA (7) di Pasirjaya, Bogor Barat, Kota Bogor. Korban yang masih kelas I SD negeri itu merupakan tetangga dan teman sekolah anak tersangka.

"Pelaku adalah ayahanda teman sekolah dan teman bermain korban," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Candra Sasongko, Kamis (17/10/2013).

Candra mengatakan, pencabulan terjadi di rumah tersangka pada Rabu (16/10/2013) sore. Saat itu, korban datang ke rumah tersangka untuk mengajak bermain anak tersangka. Namun, saat itu, anak tersangka sedang pergi. "Melihat korban, tersangka menjadi berniat buruk," kata Candra.

Dni kemudian meminta korban masuk dan naik ke lantai dua untuk mengambil telepon seluler. Setelah itu, Dni turun dan meminta korban membuka celana dalam. Karena takut, korban menurut hingga disetubuhi oleh tersangka.

Setelah itu, korban disuruh pulang dan diancam agar tidak menceritakan yang telah dialami kepada orangtua dan orang lain. Korban diberi uang dan permen.

EK (35), ayah korban mengatakan, aksi tersangka diketahui pertama kali oleh sang istri. Ibu korban melihat putrinya meringis kesakitan saat buang air. Saat ditanya, NSA pun mengaku bahwa alat kelaminnya telah dipermainkan oleh Dni. Mendengar hal itu, ibu korban marah dan melapor ke suami.

"Saya jadi sangat emosi dan marah karena anak saya diperlakukan seperti itu. Padahal dia itu tetangga sekaligus orangtua dari teman sekolah anak saya," kata EK.

EK langung mendatangi rumah tersangka bersama beberapa orang warga. Saat itu, Dni sedang di rumah. Mereka kemudian memukuli Dni hingga dia babak belur. "Awalnya dia tidak mengaku, namun setelah dipukuli, dia mengaku," kata EK.

Setelah itu, Dni dibawa oleh warga untuk diserahkan ke polisi. Di hadapan penyidik, Dni mengakui perbuatannya karena khilaf. "Saya khilaf dan terangsang sebab korban lucu dan menggemaskan," katanya.

Dni dituduh telah melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan diancam hukuman penjara minimal 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com