Menurut Abraham, mobilnya dibaret oleh salah seorang karyawannya pada 10 Oktober 2013 lalu. Dia pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jakarta Barat. Sebelum itu, Abraham juga telah melaporkan adanya tindakan tidak menyenangkan pada 4 Mei 2013.
Pada 16 Oktober 2013, pihak manajemen RS kembali mendatangi Polres Jakarta Barat, untuk meminta polisi melakukan tindakan hukum atas kejadian tersebut.
Sehari setelahnya, pada 17 Oktober 2013, pihak RS mengajukan surat permohonan kepada Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Barat. Manajemen minta Sudin untuk memfasilitasi perundingan sebagai upaya mencari solusi terkait masalah PHK delapan orang karyawan.
"Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan mengenai surat tersebut," kata Abraham saat ditemui Kompas.com di RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Minggu (20/10/2013).
Abraham mengatakan, konflik internal tersebut sudah mengganggu operasional rumah sakit. "Kondisi yang terjadi membuat aktivitas RS benar-benar mengalami slow down," ujar Abraham.
Abraham menceritakan, salah satu contohnya adalah adanya petugas kebersihan namun justru tidak pernah melakukan tugasnya untuk membersihkan RS. Contoh lainnya, ada petugas keamanan yang justru tidak mengamankan. Petugas keamanan itu justru ingin membuat serikat pekerja. "Padahal kan tidak ada serikat untuk satpam," ucapnya.
Pihak manajemen, kata Abraham, berharap konflik panjang rumah sakit tersebut bisa diselesaikan dengan cara damai. Dia berharap terjalinnya kembali suatu hubungan yang harmonis aman dan kompak antara karyawan dan direksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.