Basuki pun mengikuti tiga tahap VCT. Pertama, dia mengisi formulir pernyataan ketersediaan mengikuti tes HIV. Menurut petugas yang berjaga di booth pendaftaran, para petugas tidak boleh memaksa pasien, apabila tidak bersedia diperiksa.
Setelah mengisi formulir, Basuki kemudian diambil darahnya untuk dites. Hasil tes darah itu dapat diketahui selama lebih kurang 20 menit. Setelah itu, mantan bupati Belitung Timur tersebut menuju ruang konseling untuk pemberian hasil tes darah oleh konselor (pembina konseling).
"Ini pertama kali saya ikut ujian kayak begini. Hasil tesnya itu ditaruh di amplop, dan saya bisa lihat hasilnya negatif, positif, atau intermediate," kata Basuki di Blok G, Balaikota Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Hasil tes HIV AIDS itu, kata Basuki, tidak diperbolehkan untuk dikembalikan lagi kepada pasien. Sebab, ada kemungkinan yang menjalani tes itu merupakan pekerja seks komersial (PSK) untuk kemudian menggunakan hasil tes tersebut demi "menjual diri". Hasil tes itu juga dapat disalahgunakan sebagai jaminan bahwa dirinya tidak terjangkit virus HIV.
Selain dirinya, Basuki juga meminta jajarannya di Pemprov DKI untuk secara sukalera mengikuti VCT tersebut. Sebab, dengan mengetahui indikasi lebih awal, maka dapat segera dilakukan pengobatan dan pencegahan kematian. Apabila seseorang terjangkit HIV dan tidak terobati dalam jangka waktu yang lama, virus itu bisa berubah menjadi penyakit AIDS mematikan.
"Jadi, kita minta mereka untuk tes. Saya jadi contoh. Saya aja mau dites masa yang lain tidak mau," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.