"Jangan sekali-sekali duitnya diambil buat beli televisi, buat beli motor. Hati-hati nanti, ya," ujar Jokowi saat peresmian dimulainya penataan kampung tersebut, Kamis (31/10/2013).
Kekhawatiran Jokowi ini mengingat penataan kampung menjadi kampung deret berbasis pada masyarakat sendiri, mulai dari desain bangunan, hingga ide soal bangunan tersebut. Bahkan, penataannya diserahkan kepada pemilik rumah sendiri.
Sebelum penataan, Pemprov DKI mendata jumlah kepala keluarga di kawasan itu. Setiap kepala keluarga akan diberikan uang untuk menata sendiri rumahnya, yakni Rp 1,5 juta per meter dan maksimal 36 meter.
"Nanti kan ada yang ngecek. Apakah 100 persen duit itu buat membangun atau buat beli yang lain. Jangan sekali-kali buat yang lain, ya," ujarnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Yonathan Pasodung mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim pengawas yang terdiri dari unsur pemerintah serta konsultan bangunan. Mereka akan mengawasi pemberian uang kepada warga untuk penataan kampung jadi kampung deret.
"Mereka yang awasi mekanismenya. Mekanismenya pun tidak semua langsung diberi. Tapi 40 persen, kemudian 40 persen, lalu 20 persen," ungkapnya.
Yonathan mengungkapkan, peresmian dimulainya kampung deret di Petogogan merupakan simbolisasi dimulainya penataan 25 kampung lainnya menjadi kampung deret. Total, ada 4.467 rumah yang akan direnovasi oleh Pemerintah Provinsi DKI yang menelan anggaran dengan total Rp 240 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.