Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Perusahaan di Pulogadung Rugi Rp 300 Juta

Kompas.com - 31/10/2013, 16:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan buruh di Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa terkait mogok nasional. Pihak perusahaan tentu saja mengalami kerugian.

PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) selaku penyelenggara KIP memperkirakan tiap perusahaan di sana mengalami kerugian mencapai Rp 200 juta-Rp 300 juta dari demo buruh kali ini.

"Kita menggunakan perhitungan kasar. Untuk kerugian, tiap perusahaan sehari bisa Rp 200-300 juta," kata Humas PT JIEP Achmad Maulizal, saat ditemui di kantornya, Kamis (31/10/2013) sore.

Maulizal mengatakan, perhitungan tersebut berdasarkan kerugian tiap perusahaan dari aspek utilitas, yang meliputi masalah air dan listrik, bukan kerugian produksi. Namun, dia enggan menyebut jumlah total angka kerugian dari 375 perusahaan yang ada di KIP.

Sekadar perbandingan, pada aksi buruh serupa tahun 2012 lalu, kerugian yang diderita perusahaan dalam perhitungan mencapai Rp 15 miliar.

Dalam kegiatan unjuk rasa hari ini, sebagian perusahaan ada yang masih beroperasi. Kendati demikian, kegiatan operasi tidak berjalan seperti normalnya.

"Tidak semua perusahaan meliburkan. Ada beberapa yang libur. Beberapa perusahaan sudah antisipasi sehingga mereka memfasilitasi buruhnya yang akan unjuk rasa dipersilakan," ujar Maulizal.

Kepala Divisi Pelaksanaan PT JIEP Rachmadi Nugroho mengatakan, sampai saat ini situasi aksi demo buruh yang berlangsung di sana berjalan kondusif. Ia mengatakan, kegiatan unjuk rasa buruh dari kaca mata pengusaha tentunya membawa kerugian.

"Karena mereka banyak aspek yang harus dipenuhi. Tapi karena kejadian hari ini, jadi tidak bisa dipenuhi," ujar Rachmadi.

Ia mengungkapkan, adanya aksi sweeping buruh di perusahaan-perusahaan yang mengajak buruh lainnya yang masih bekerja mengikuti unjuk rasa juga mengganggu. Untuk mengantisipasinya, selain pengamanan internal, pihaknya juga menyiagakan bantuan dari TNI dan Polri untuk pengamanan unjuk rasa tersebut.

"Yang utama kita tetap minta aparat bantuan dari Kepolisian dan TNI. Tapi, selama ini belum pernah terjadi sesuatu yang luar biasa," ujar dia.

Buruh melakukan aksi unjuk rasa menuntut kenaikan UMP Rp 3,7 juta untuk DKI Jakarta dan kenaikan 50 persen secara nasional. Buruh juga menuntut penghapusan sistem kerja outsourcing, jaminan kesehatan gratis, menuntut pengesahan RUU Pekerja Rumah Tangga, dan pencabutan Inpres Nomor 9 Tahun 2013.

Untuk menyuarakan tuntutannya, buruh akan melakukan aksi mogok nasional yang puncaknya terjadi pada Jumat, 1 November 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com