Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha di KBN Cakung Ancam Hengkang bila Buruh Mogok Lagi

Kompas.com - 01/11/2013, 21:52 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajemen seluruh perusahaan yang diwakili oleh HRD Club Kawasan Berikat Nusantara Cakung di Cilincing, Jakarta Utara, resah oleh aksi mogok kerja dan sweeping para buruh. Mereka mengancam akan hengkang dari KBN jika aksi serupa dilakukan kembali.

Ketua HRD Club KBN Bambang Heriyanto mengatakan, saat ini ada 71 perusahaan yang beroperasi di lingkungan KBN Cakung. Mayoritas perusahaan tersebut bergerak di bidang garmen. Sebelumnya, sekitar 20 perusahaan sudah tutup. Selain karena alasan beban operasional tinggi, perusahaan itu juga tutup karena tidak ada jaminan keamanan.

"Kita meminta jaminan keamanan dari pengelola KBN karena (Kamis) kemarin hampir seluruh perusahaan berhenti operasi dan sebagian besar sekarang juga masih belum operasi," ujar Bambang kepada Kompas.com, Jumat (1/11/2013).

Menurut Bambang, rata-rata perusahaan di KBN memproduksi 8.000-12.000 potong produk garmen per hari. Namun, akibat aksi mogok kerja selama dua hari terakhir, hampir seluruh perusahaan tersebut sama sekali tidak beroperasi.

"Kalau diestimasikan setiap piece itu seharga 2 dollar AS, bisa dihitungkan berapa kerugiannya. Walau tidak semua berhenti operasi, para karyawan yang masih bekerja pun tidak konsentrasi sehingga kinerjanya menurun," ujarnya.

Saat ini, manajer HRD dari setiap perusahaan itu meminta pengamanan kepada pengelola KBN untuk bisa menjaga stabilitas dan jaminan kenyamanan bagi investor. Mereka khawatir aksi kejadian mogok massal yang dilakukan serikat pekerja berakibat hilangnya kepercayaan pembeli akibat keterlambatan pengerjaan. Bambang mengatakan, bila pengelola KBN tidak dapat menjamin keamanan, mereka akan beramai-ramai pindah dari KBN.

Kepala Bagian Humas KBN Cakung Hartono mengatakan sudah menerima aspirasi para investor. Ia mengatakan, KBN akan membentuk pos terpadu untuk mengantisipasi kejadian seperti kemarin. Kenyamanan difokuskan untuk para pengusaha di KBN. Menurut Hartono, pengelola KBN dan HRD Club akan membahas lebih rinci tentang teknis jaminan kenyamanan dan keamanan usaha.

Buruh menggelar aksi mogok kerja nasional selama dua hari sejak Kamis kemarin. Mereka menuntut pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 50 persen. Khusus di Jakarta, buruh menuntut kenaikan upah minimum menjadi Rp 3,7 juta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hari ini telah menandatangani surat keputusan yang menetapkan upah minimum provinsi DKI Jakarta pada 2014 sebesar Rp 2.441.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com