Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur Apul Silalahi yang meninjau lokasi menuturkan penyebab terjadinya hal tersebut karena truk yang rutin mengangkut sampah di lokasi tengah menjalani perbaikan turun mesin.
"Saya tadi telepon di bagian bengkelnya, katanya mobilnya sedang turun mesin, lagi diperbaiki. Sehingga ada keterlambatan karena gangguan mobil," kata Apul, kepada wartawan saat ditemui di lokasi, Senin (4/11/2013).
Apul mengatakan, untuk wilayah tersebut ditangani satu unit truk berukuran 3/4 yang bertugas mengangkut sampah seminggu dua kali. Setelah meninjau lokasi, pihaknya kemudian mendatangkan dua truk bantuan dengan 60 pekerja kebersihan dari wilayah lain untuk menangani sampah tersebut.
"Ini tidak banyak, hanya lima kubik. Paling lama satu jam selesai kita angkat," ujar Apul.
Sementara terkait adanya iuran kebersihan Rp 150.000, dia menegaskan bahwa tidak ada pungutan yang dilakukan terhadap warga untuk kebersihan sampah. Menurutnya, pemberian uang tersebut merupakan kebijaksanaan lingkungan setempat terhadap sopir truk.
"Uang kebersihan tidak kita pungut. Secara aturan, retribusi kebersihan tidak dipungut. Tapi kalau dikasih itu internal mereka," ujar Apul.
Sedangkan keberadaan LPS di dekat permukiman warga, lanjutnya, memang untuk wilayah Jakarta Timur sangat sulit untuk mencari lahan untuk dijadikan LPS. Perlu persetujuan dari warga ketika hendak membuat LPS. "RW kita sudah imbau untuk mencarikan LPS," ujar Apul.
Saat ini, kata dia, terdapat 154 truk pengangkut sampah milik Sudin Kebersihan Jakarta Timur yang beroperasi. Jumlah tersebut untuk melayani 10 kecamatan yang ada di Jakarta Timur dengan 65 kelurahan yang ada. Sebanyak 80 persen dari kondisi truk pengangkut sampah tersebut pun sudah berusia di atas 15 tahun.
"Saat ini kita memang fokus untuk penanganan sampah dari kali. Sekarang sudah masuk musim penghujan jadi banyak sampah seperti di Cipinang dan BKT. Tetapi bukan berarti ini kita abaikan, kita langsung respon untuk membersihkan," ujar Apul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.