Alat ventilator terus terpasang untuk membantunya bernapas. Penyakit ini diketahui mengarah ke overdrive serius dari sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan serangkaian reaksi yang dapat menyebabkan peradangan luas dan pembekuan darah yang menyebabkan disfungsi pada organ tubuh dan kematian.
Orangtua Arya, pasangan Purwanto dan Ade Sri Irmawanti, hanya bisa pasrah dengan nasib putranya itu. Mereka belum mampu mewujudkan saran dokter agar memindahkan Arya ke rumah sakit yang lebih memiliki peralatan lengkap.
"Seharusnya Arya segera dirujuk, sebab pihak RS Hermina sudah tidak mampu lagi menangani Arya karena di dalam kepala Arya masih terus terjadi pendarahan," ujar Purwanto kepada Kompas.com, Kamis (7/11/2013).
Menurut Purwanto, dana yang harus dikeluarkan untuk pengobatan Arya—berdasarkan pengalaman dokter yang pernah menangani penyakit serupa—mencapai ratusan juta. Hal tersebut menjadi pertimbangan mengapa dia belum berani memindahkan putranya itu ke rumah sakit lain. "Kalau sampai ratusan juta sepertinya saya juga enggak sanggup," ucap dia lirih.
Lelaki yang sehari-harinya bekerja sebagai tenaga honorer di lembaga non-kementerian tersebut mengaku pasrah dengan nasib anak keduanya tersebut. Ia mengaku sampai saat ini masih bisa bertahan karena dorongan dan donasi dari teman-temannya yang menguatkan dan meyakinkan dia untuk berjuang demi buah hatinya itu.
Berbagai penggalangan dilakukan untuk kesembuhan Arya, seperti melalui forum komunitas Kaskus Outdoor Adventue Nature Clubs yang melakukan penggalangan donasi untuk kesembuhan Arya sampai tanggal 10 November mendatang. Saat ini sudah terkumpul sekitar Rp 6,9 juta untuk membantu kesembuhan bayi mungil Arya. Sementara itu, tagihan rumah sakit sudah mencapai Rp 40 juta.
Arya harus segera dipindahkan ke ruang perawatan yang memiliki fasilitas seperti PICU, seperti CT Scan, karena Arya harus bisa bernapas secara mandiri terlebih dahulu tanpa bantuan ventilator.
Semoga lekas sembuh, Arya....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.