Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Antrean, Ada Jual-Beli Nomor Antrean di RS Koja

Kompas.com - 08/11/2013, 17:44 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ada saja akal yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan meningkatnya pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS) di Rumah Sakit Umum Daerah Koja (RSUD Koja) dengan memperjualbelikan nomor urut antrean pasien KJS.

Para pasien rawat jalan dan yang ingin menebus obat yang tak ingin menunggu lama harus mengeluarkan biaya yang tak terduga. Biaya tak terduga itu digunakan untuk mengambil nomor antrean registrasi guna mendapat pelayanan lebih dulu dari pasien lain.

"Saya kan lagi berobat jalan sama mau ambil resep, gara-gara kelamaan nunggu, akhirnya saya keluar duit lima belas ribu buat beli nomor registrasi," ujar Veronica (50), di RSUD Koja, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2013).

Ia menuturkan, modus menjual nomor antrean tersebut dilakukan oleh sejumlah oknum yang juga mengaku sebagai pasien. Ia mengaku sudah datang dari pagi, tetapi mendapatkan nomor antrean yang tidak masuk akal. Ada orang yang mengaku pasien juga dan dia memegang nomor  21.

"Tapi, katanya dia mau pulang dan enggak jadi berobat. Dan dia tawarin nomor itu ke saya. Saya datang pagi, tapi nomor antrean sudah 70," ujarnya.

Hal senada diungkapkan salah satu pasien KJS, Hanum (40). Ia mengaku harus mengantre sejak pukul lima pagi, tetapi hingga siang hari obat yang dia pesan belum juga didapat. Akhirnya, ia harus membeli nomor antrean sebesar Rp 15.000 agar dapat nomor antrean yang lebih cepat.

Pantauan Kompas.com, puluhan pasien antre di depan ruang pendaftaran rawat jalan dan penebusan obat. Tempat duduk yang disediakan pihak RSUD Koja pun tak dapat menampung antrean.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com