Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Rumah Pompa Belum Tahu Cara Kerja CCTV

Kompas.com - 11/11/2013, 22:49 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Walaupun sudah dipasang kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) di rumah pompa, sejumlah petugas operator di rumah pompa mengaku belum begitu paham dengan cara mengoperasikannya.

M Idris (32), petugas operator rumah pompa Ancol, mengaku, dirinya kurang begitu paham bagaimana cara kerja CCTV tersebut. Ia tidak tahu apakah gambar yang terekam di CCTV akan terkirim ke kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) di Jati Baru, Jakarta Pusat, dan kantor Balaikota.

"Katanya sih begitu, gambar langsung dikirim ke Jati Baru, tapi saya juga tidak tahu soalnya waktu pemasangan tidak dijelaskan bagaimana cara pemakaian, langsung dipasang," ujar Idris ditemui Kompas.com, Senin (11/11/2013).

Idris mengaku, dengan pemasangan CCTV sejak tanggal 17 Oktober lalu mempermudah pekerjaannya dalam memantau dan memonitor ketinggian air.

Hal senada juga diungkapkan Joko (55), petugas rumah pompa Waduk Pluit. Ia juga mengaku kurang begitu paham dengan pengoperasian satu CCTV yang terpasang di rumah pompa tersebut.

"Kita enggak tahu buat operasinya, katanya sih gambarnya langsung terkirim," ujar Joko.

Joko justru menuturkan, walaupun sudah dipasang kamera pemantau, ia lebih suka dengan langsung mengecek ketinggian air secara langsung. "Mungkin dengan CCTV, yang di pusat bisa langsung mantau, biasanya kan lewat telepon," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Humas Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Puka Yanuar mengatakan, sebanyak 165 CCTV akan dipasang di sejumlah waduk dan rumah pompa di Jakarta. Dana pengadaan kamera itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tambahan (APBD-T) 2013.

Menurut Puka, pemasangan CCTV ini dapat membantu siapa pun dalam memonitor ketinggian air di rumah pompa maupun waduk. Selain dapat memonitor ketinggian air, kamera ini juga dapat digunakan untuk memonitor keamanan setempat.

Setiap waduk atau rumah pompa memiliki kebutuhan jumlah kamera CCTV berbeda-beda. Hal itu ditentukan berdasarkan kebutuhan di lapangan. Ada yang dipasang satu unit, ada pula yang perlu diberi dua hingga lima unit kamera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com