Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pemeriksaan kondisi psikologis ini selain untuk memeriksa mental kedua pemeran, juga untuk mengatur kestabilan emosional pasca-mencuatnya kasus ini.
"Karena mereka masih SMP, jadi dikhawatirkan minder atau sebagainya," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Selasa (12/11/2013).
Saat ini, polisi telah memeriksa kondisi psikologis dari pemeran wanita video berdurasi sekitar lima menit itu sedangkan pemeran pria dijadwalkan akan diperiksa kondisi psikologisnya pada Selasa ini.
Selain itu, polisi juga akan mempertemukan kedua orang pemeran dan 10 orang saksi untuk dilakukan pemeriksaan konfrontasi. Orangtua pemeran wanita juga akan dihadirkan dalam pemeriksaan ini.
Pemeriksaan konfrontasi ini dilakukan karena adanya perbedaan keterangan antara dua pemeran. Pemeran wanita, AE, bersikeras bahwa ia melakukan hal tersebut karena dipaksa. Sementara pemeran pria dan seluruh saksi mengatakan hal sebaliknya.
Orangtua AE melaporkan ke Mapolres Jakarta Pusat terkait anaknya yang mengaku dipaksa melakukan hubungan intim dan direkam di dalam kelas. Jika menolak, AE diancam akan dilukai dan rekaman tersebut akan disebar.
Akan tetapi, ketika melihat video tersebut, polisi tidak menemukan unsur paksaan di dalamnya. Justru polisi melihat kedua orang pemeran terlihat tertawa dan bergembira.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.